Taipei, Teritorial.com – Seolah tidak mempedulikan ketegangan yang tengah berlangsung dengan Cina, Amerika Serikat justru membuka kedutaan de facto di Ibu Kota Taiwan, Taipei. Pembukaan kantor perwakilan senilai USD250 juta itu menggarisbawahi hubungan strategis Washington ditengah persengketaan dengan Cina.
Washington memutuskan hubungan diplomatik dengan Taipei pada 1979 tetapi tetap menjadi sekutu terkuat dan satu-satunya pemasok senjata asing. AS membuka American Institute of Taiwan (AIT) untuk melakukan hubungan antara kedua belah pihak setelah memutuskan hubungan. Direktur AIT, Kin Moy mengatakan, kompleks bangunan baru akan berfungsi sebagai kantor perwakilan nanti musim panas ini.
Kompleks bangunan ini adalah peningkatan yang signifikan dari bangunan militer low-key AIT yang telah digunakan selama beberapa dekade. Sementara itu Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Pendidikan dan Kebudayaan, Marie Royce, dan anggota Kongres AS Gregg Harper diharapkan menghadiri upacara pembukaan hari Selasa (12/6/2018) ini seperti disitir dari Reuters.
Royce adalah pejabat tertinggi Departemen Luar Negeri yang mengunjungi Taiwan sejak 2015. Cina mengklaim Taiwan, yang diperintah sendiri, bagian dari Beijing di bawah kebijakan “satu Cina” dan Negeri Tirai Bambu itu tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa apa yang dilihatnya sebagai provinsi bandel di bawah kendalinya.
Permusuhan Cina dengan Taiwan telah tumbuh sejak Presiden Tsai Ing-wen terpilih pada 2016. Beijing mencurigai Tsai ingin mendorong kemerdekaan resmi, yang akan melanggar batas merah bagi para pemimpin Partai Komunis di Beijing. Tsai, yang mengatakan dia ingin mempertahankan status quo tetapi akan melindungi keamanan Taiwan dan tidak diganggu oleh Beijing, diperkirakan akan memberikan pidato di kantor AIT.
Surat kabar yang dikelola negara China, Global Times, mengatakan bahwa Cina perlu memperingatkan Taiwan dan AS terhadap aksi provokasi itu. “Cina daratan harus terus membangun pencegahannya terhadap pemerintah Taiwan, membuat mereka tahu bahwa AS tidak bisa menjadi penyelamat mereka,” katanya dalam editorial pada pembukaan kantor baru.
Taiwan baru-baru ini kehilangan dua sekutu diplomatik setelah mereka beralih hubungan dengan Cina, sementara beberapa perusahaan internasional telah mengubah situs web mereka yang menunjukkan pulau itu sebagai bagian dari Cina. Taiwan telah melobi Washington untuk menjual peralatan yang lebih canggih, termasuk jet tempur baru, untuk memperkuat pertahanannya. (SON)