Banda Aceh, Teritorial.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat 12 kali gempa bumi susulan pasca gempa dengan magnitude 5,6 yang mengguncang Kepulauan Mentawai pada Rabu (13/6) pukul 06.08.29 WIB.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangannya yang diterima di Banda Aceh, Kamis, mengatakan kekuatan gempa susulan cenderung mengecil. “Hingga pukul 11.30 WIB berdasarkan hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan sebanyak 12 kali,” kata dia.
Aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) 12 kali dengan rincian pada pukul 06.46 WIB Magnitude 5,5, pukul 09.07 WIB Magnitude 5,6, pukul 09.34 WIB Magnitude 3,5. Pukul 13.17 WIB gempa susulan dengan Magnitude 3,4, pukul 13.59 WIB Magnitude 5,6, pukul 14.15 WIB Magnitude 4,1, pukul 15.30 WIB Magnitude 3,7, pukul 19.41 WIB Magnitude 4,2, pukul 21.23 WIB Magnitude 4,4.
selanjutnya pada 14 Juni 2018 pukul 01.00 WIB Magnitude 3,6, pukul 03.17 WIB Magnitude 3,2 dan pada pukul 06.06 WIB dengan Magnitude 5,1. Gempa bumi tersebut termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra.
Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi yang sangat aktif di wilayah Sumatera. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut dipicu oleh penyesaran naik (Thrust Fault).
Dampak gempa bumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap) BMKG menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Tua Pejat, Mentawai II SIG- BMKG (III-IV MMI ) dan Padang I SIG-BMKG (II MMI ).
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami. (SON)