Jakarta, Teritorial.Com – Menteri Koordinasi Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Jenderal TNI (Purn) Wiranto menegaskan bahwa diplomasi merupakan cara negara bagaimana mempertahankan kepentingan nasional serta mencegah berbagai ancaman yang tengah melanda dunia saat ini.
Mengambil tema “Strengthening Defense Diplomacy to Address Common Security Challenges”. Seminar dihadiri oleh lebih dari 1000 peserta yang berasal dari berbagaia kalangan, khususnya yang bergerak di bidang pertahanan dan keamanan.
Mewakili Presiden RI, Joko Widodo dalam seminar internasional Indonesia International Defense Science Seminar (IIDSS) yang bertempat di Grand Mercure Jakarta, Kamis (11/7/2018). Menkopolhukam mengapresiasi seluruh perwakilan negara sahabat yang telah berkenan hadir di acara seminar internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Pertahanan.
Menkopolhukam menegaskan bahwa tema yang diangkat dalam IIDSS tahun kedua ini sesuai dengan amanah UUD 1945 dimana salah satu tujuannya adalah turut serta dalam menjaga perdamaian dunia. “Kemampuan berdiplomasi adalah kemampuan yang harus ditingkatkan, amanah konstitusi dijalankan dan kemudian diterjemahkan dalam berbagai bentuk aktivitas salah satunya yah yang kita hadiri saat ini,” ujar Wiranto.
“Adapun diplomasi pertahanan sendiri tentunya tidak mudah, dibutuhkan komitmen semangat yang tinggi serta pembangunan SDM yang berkualitas dan memadai. Untuk itulah Unhan diharapkan mampu menutupi apa yang selama ini dirasa kurang oleh republik ini,” tegas Menkopolhukam.
Berdasarkan ancaman yang kian kompleks, upaya dan kemampuan masih sangat terbatas. Wiranto juga menggarisbawahi bahwa serangan teroris di Surabaya menjadi bukti bahwa Indonesia belum lepas dari ancaman terorisme. Maka dari itu, hal tersebut menuntut upaya pemerintah untuk terus berjuang dan terus berbenah diri.
Dalam menghadapi kompleksitas ancaman, perlu adanya kerjasama melalui berbagi informasi, pengetahuan, dan teknologi, serta joint exercise. Sejauh ini pemerintah telah menggelar kerjasama lewat sentralitas ASEAN, ARF serta kerjasama sub-regioal seperti Our Eyes. Dua aspek utama dari perspektif defense science, defense studies, dan defense technologies.
“Pada kesempatan ini saya mengkaji kita semua harus perkuat komitmen serta menguntungkan semua pihak. Geopolitik selalu terus ada, namun kita harus paham semua itu butuh sikap yang tegas dan matang dalam berfikir. Untuk itu IIDSS kali ini menjadi bagian penting diplomasi pertahanan dalam berbagai perspektif akademis, defese strategy dan sharing informasi dengan negara sahabat,” tegasnya. (SON)