Tokyo, Teritorial.com – Indo-Pasifik sebagai sebuah gagasan yang berhasil diusung melalui Pertemuan ke-7 Quadrilateral Security Dialogue (QSD) Manila 12/11/2017, antara Amerika Serikat (AS), Jepang, Australia dan India, kian berdampak progresif terhadap kerjasama negara di kawasan. Gagasan “Free and open Indo-Pacific region”, menjadi lanskap baru guna membuka kesemptan kerjasama seluas-luasnya antar negara-negara Indo-Pasifik yang ditandai dengan keterlibatan India.
Tidak melewatkan kesempatan tersebut, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam pidato kenegaraan minggu , 17/12/2017, secara terbuka bersedia menjalin kerjasama dengan Tiongkok terkait mega proyek One Belt, One Road (OBOR). Dilansir dari Japantimes.co.jp, Abe berencana membagun kerjasama dengan Tiongkok terkait pembangunan infrastruktur lintas negara yang pastinya akan sangat dibutuhkan mewujudkan cita-cita OBOR.
Perubahan arah diplomatik tersebut dianggap sebagai sebuah hal biasa bagi Abe, dirinya menegaskan bahwa Jepang akan selalu mempertimbang aspek-aspek ekonomis yang memang sangat dibutuhkan dalam menunjang kemajuan ekonomi negara-negara di dunia. Dalam kesempatan yang sama, Abe menegaskan bahwa yang terpenting adalah bagaimana tetap menjaga stabilitas keamanan kawasan, terlebih untuk saat ini dirinya mengakui Tiongkok merupakan aktor dominan.
“Strategi yang harus dikedepankan adalah upaya stabilitas dan kemajuan ekonomi dengan menghubungkan samudera Hindia dan Pasifik. Dengan begitu Tiongkok melalui OBOR telah menyediakan nomenklaktur Khusus yang mempertemukan keduanya dalam satu struktur dan normal kawasan yang diharapkan dapat saling mengikat satu sama lain”, Tegasnya kepada Japantimes.co.jp.
Di beberapa pemberitaan surat kabar Jepang, keinginan Abe tersebut sudah lama disuarakan sejak kedua negara terlibat dalam overlapping Di sejumlah area, Jepang memfokuskan pada dukungan terhadap pembangunan infrastruktur dan bisnis. Abe meyakini hubungan diplomasi dengan Tiongkok tidak hanya menguntungkan namun berdampak positif bagi kembalinya eksistensi Jepang di kancah ekonomi global.
Dalam waktu dekat Abe tengah mempersiapkan pertemuan Khusus dengan mengundang presiden Tiongkok Xi Jinping untuk kunjungan resmi kenegaraan di Jepang. Melalui kerjasama, Jepang berharap dapat membuka ranah diplomasi selanjutnya guna menekan Tiongkok merealisasikan pertanggujawabannya terhadap sengketa LCS. Tiongkok harus memahami kepatuhan terhadap peraturan dan norma yang diatur dalam hukum laut Internasional.
Gagasan “free and open” Indo-Pacific region” merupakan sebuah cara alternatif guna mematahkan argumentasi geostrategi Tiongkok yang selama ini mengedepankan upaya dominasi melalui penguasaan dan klaim terutama di LCS. Sebagai langkah awal, Indo-Pasifik menjawab tantangan tersebut, dengan menghubungkan kembali diplomatik yang sebelumnya hanya terpaut Asia-Pasifik, kini berlanjut dengan samudera Hindia hingga Timur Tengah dan Afrika.
Tokyo-Beijing Forum yang baru saja berakhir pada minggu (17/12/2017), menghasilkan sejumlah paket usulan kebijakan yang mengarah pada peningkatan kerjasama ke dua negara secara menyeluruh. Diadopsi langsung dari sesi pertemuan Tokyo-Beijing Forum ke-13, ke depannya Jepang maupun Tiongkok bersama bertanggungjawab secara politik terhadap kemajuan ekonomi kawasan. (SON)