Malaka, Teritorial.Com – Tantangan akan ancaman di wilayah maritim yang kian meluas, Bakamla RI mendukung penuh pelaksanaan Patkor Optima Malindo seri 27A/18 yang telah berlangsung sejak Selasa (7/8), dengan dilibatkannya peran unsur operasi laut, unsur operasi udara, dan pantauan Pusat Informasi Maritim (PIM) Bakamla RI dalam mengamankan Selat Malaka, hingga hari ini, Jumat (10/8/2018).
Operasi Patroli Terkoordinasi Indonesia-Malaysia tersebut setidaknya diikuti 3 pesawat udara dan 18 kapal patroli dari kedua negara, serta didukung pula dengan pantauan Radar, AIS dan Satelit dari PIM Bakamla RI dan Vessel Tracking System di Port Klang (VTS Klang).
Untuk unsur operasi laut, Bakamla RI mengikutsertakan satu kapal patroli yaitu KN Bintang Laut-4801 yang berpangkalan di Batam, sedangkan dukungan informasi berupa pantauan udara diberikan oleh unsur operasi udara Pesawat Udara Maritim (Patmar) Bakamla RI yang juga sedang bertugas melaksanakan Operasi Bhuana Nusantara VI untuk mendukung Satgas Optima Malindo.
Dengan dukungan unsur udara dan pantauan dari PIM Bakamla RI, diharapkan operasi patroli di laut dapat berjalan efektif dan efisien serta mampu memberikan hasil yang optimal, sehingga tujuan operasi dapat tercapai.Untuk terlaksananya operasi ini, sejumlah kapal patroli instansi keamanan laut Indonesia dan Malaysia melaksanakan patroli terkoordinasi di sepanjang Selat Malaka guna mengantisipasi dan mengatasi ancaman keamanan dan keselamatan dilaut.
Sebagaimana diketahui, Selat Malaka merupakan salah satu selat yang paling ramai dan sangat penting bagi pelayaran dan perdagangan dunia, dimana lebih dari 94.000 kapal melintasi selat ini setiap tahunnya dengan nilai muatan lebih dari USD 390 juta. Berdasarkan pantauan dari PIM Bakamla RI, lebih dari 5.000 kapal melintasi selat ini setiap harinya, baik kapal tanker, kapal kargo, kapal perang, kapal ikan, maupun kapal-kapal lainnya.
Operasi yang diselenggaraan dua kali dalam setahun ini merupakan implementasi dari hasil rapat Tim Perancang Operasi Maritim (TIPOM) kedua agensi maritim baik Bakamla RI maupun Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) serta melibatkan aset dari seluruh instansi keamanan laut kedua negara. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pemeriksaan dan penggeledahan setiap kapal yang dicurigai akan atau sedang melaksanakan kegiatan melanggar hukum maupun tindakan kejahatan dilaut.
Operasi ini juga diselenggarakan untuk memberikan rasa aman kepada pengguna laut baik dari ancaman kekerasan, ancaman navigasi, maupun kecelakaan yang mungkin terjadi dilaut. Melalui kerjasama ini, diharapkan ancaman keamanan dan keselamatan laut di Selat Malaka dapat diminimalisir, selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan hubungan baik antar kedua negara, khususnya antar aparat keamanan maritim Indonesia dan Malaysia.