Luwu Timur, Teritorial.Com – Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap tiga terduga teroris di Kecamatan Tomoni, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (10/8/2018). Ketiganya diamankan di tiga lokasi berbeda, masing-masing berinisial IS (28), IA (25), dan RI (40). Informasi yang dirangkum, penangkapan pertama dilakukan di sebuah bengkel di Kelurahan Tomoni, Kecamatan Tomoni.
Dari kronologis kejadian yang bisa disampaikan, Saat itu petugas mengamankan IS (28) warga Desa Mulyasari. Selanjutnya, Densus 88 bergerak dan menangkap RI (40) di depan bank BRI cabang Tomoni. Kemudian lA (25), dibekuk di halaman depan rumahnya. Selain menangkap ketiganya, petugas mengamankan barang bukti satu unit SPM, dan mobil Gran Max.
Ditengarai, ketiga terduga teroris itu masih berhubungan saudara dengan Abu Uswad, terduga teroris yang ditembak mati di Makassar pada 2013 lalu. Mereka akan dibawa ke Makassar sebelum diterbangkan ke Jakarta untuk menjalani penyelidikan. Dari keterangan lanjutan yang berhasil dihimpun, justru terjadi penambahan jumlah terduga teroris menjadi Empat yang mereka semua berprofesi sehari-hari sebagai petani di Sulsel.
Ditangkap dalam sejumlah aksi teroris di Daerah Kota Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani mengaku, penangkapan empat terduga pelaku teror ini pada Sabtu 10 Agustus 2018, di Bone dan Luwu Timur. “Empat petani ini ditangkap tim Densus 88 Mabes Polri,” kata Dicky saat merilis kasus tersebut di Warkop Siama, Jl Urip Sumoharjo, Sabtu (11/8/2018) siang. Empat petani ini, diamankan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, di back up Tim Anti Teror Polda Sulsel, Reserse Polres Bone dan Reserse Polres Luwu Timur.
Menurut Dicky, penangkapan terhadap empat tersangka teror ini karena empat pelaku ini adalah jaringan Poso atau anak buah dari Santoso daeng Koro. “Dua tersangka berinisial B dan M ini ditangkap di wilayah Bone dan dua orang berinisial R dan I alias Amir Mujahidin ini diamankan di Luwu Timur,” ujar Dicky.
Selain mengamankan empat tersangka jaringan terorisme, tim Mabes Polri juga amankan bukti, berupa 15 kg bahan peledak yang siap untuk diledakkan. Dalam catatan keempat orang anak buah Santoso ini, tercatat sudah melakukan aksi-aksi terorisme sejak tahun 2011 di sejumlah wilayah di Kota Poso, Sulteng.
Selama masuk di jaringan Santoso di Poso, keempat tersangka selama ini menyuplai, mengamankan, dan memberi support bahan-bahan peledak ke Poso. “Terkait barang bukti, diduga keempat jaringan teror targetnya akan melakukan aksi teror pada bulan Agustus 2018 di wilayah Sulawesi,” tambah Dicky.
Kemudian 15 kg bahan peladak yang siap untuk dirakit menunjukan betapa mudahnya akses kepemilikian terhadap barang-barang eksplosif untuk melancarkan aksi pengeboman.Terbukti bahkan mengaku keempat terduga terroris tersebut merupakan anak buah Santoso ini, tercatat sudah melakukan aksi-aksi terorisme sejak tahun 2011 di sejumlah wilayah di Kota Poso, Sulteng.
Selama masuk di jaringan Santoso di Poso, keempat tersangka selama ini menyuplai, mengamankan, dan memberi support bahan-bahan peledak ke Poso.Sejauh ini wilayah Sulawesi menjadi salah satu bagian dari para mantan anak buah Santoso. Delam peta Mantiqi, jelas bahwa wilayah Poso merupakan bagian dari Indonesia Timur, dan memang Indonesia Tmur mulai dari Sulawesi hingga Pappua menjadi ajang latihan termpur sebelum mereka menggelar aksi Jihad yang sesungguhnya.