TERITORIAL.COM, JAKARTA — Mahasiswa Institut Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie (ITH) Parepare, Sulawesi Selatan, berhasil mengembangkan alat bantu komunikasi tuli berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama ISARA.
Mahasiswa ITH mengembangkan alat ini sebagai solusi komunikasi dua arah berbasis AI yang mempermudah Teman Tuli berkomunikasi lebih mudah dengan masyarakat luas.
Tim pengembang yang dipimpin Lukman Hakim bersama lima mahasiswa jurusan Sistem Informasi dan Ilmu Komputer ini bekerja di bawah bimbingan Rozalina Amran, ST., M.Eng.
Mereka menargetkan ISARA menjadi solusi nyata bagi hambatan komunikasi antara penyandang disabilitas rungu-wicara dan masyarakat umum.
Mekanisme Kerja ISARA
“Kami membuat ISARA agar mampu menerjemahkan bahasa isyarat menjadi teks dan suara secara langsung. Sebaliknya, alat ini juga bisa mengubah teks atau suara menjadi animasi gerakan tangan yang menampilkan bahasa isyarat,” ujar Lukma pada Kamis (24/10).
ISARA bekerja dengan memanfaatkan kamera ponsel pintar untuk menangkap gerakan tangan pengguna.
Selanjutnya sistem kecerdasan buatan akan mengenali dan memproses gerakan tersebut menjadi kalimat yang bisa dibaca atau didengar oleh lawan bicara.
Sebaliknya, sistem ISARA akan mengubah teks atau suara menjadi animasi bahasa isyarat saat seseorang berbicara atau mengetik pesan.
Komunikasi Dua Arah yang Inklusif
Konsep komunikasi dua arah menjadi keunggulan utama ISARA, karena alat ini tidak hanya membantu Teman Tuli mengekspresikan diri, tetapi juga memudahkan masyarakat umum memahami pesan dengan cepat dan efisien.
Dosen pembimbing Rozalina Amran menjelaskan bahwa proyek ini berangkat dari keinginan agar teknologi menjadi alat pemersatu bukan pembeda.
“Kami ingin membuktikan bahwa teknologi bisa menjembatani komunikasi yang inklusif, sehingga penyandang disabilitas memiliki kesempatan yang sama untuk berinteraksi di masyarakat,” ujarnya.
Pengembangan Lanjutan ISARA
Saat ini tim masih menyempurnakan sistem ISARA dan berencana mengujinya bersama komunitas Teman Tulis di Parepare untuk memastikan akurasi serta kenyamanan penggunaannya.
Tim juga tengah menyiapkan versi aplikasi yang lebih ringan agar mudah diakses berbagai kalangan.
Berbagai pihak seperti pemerintah daerah dan akademisi mengapresiasi atas inovasi ini karena dianggap memperlihatkan penerapan teknologi untuk kepentingan sosial.
ISARA menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia mampu menghadirkan solusi teknologi yang bermanfaat bagi kelompok rentan.
Melalui alat ini, penyandang disabilitas rungu-wicara memiliki peluang lebih besar untuk berkomunikasi tanpa hambatan.
Inovasi karya mahasiswa ITH Parepare ini menegaskan bahwa kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan setara dalam berkomunikasi.

