Bandung, Teritorial.Com – Menindaklanjuti dinamika ancaman yang kian meluas di berbagai sektor kehidupan berbangsa dan bernegara, TNI AD bertekad tingkatkan Kemampuan intelijen teritorial personel yang berada di Satuan Non-Komando Wilayah (Satnonkowil) yakni satuan-satuan tempur di luar Korem, Kodim, hingga Koramil harus terus diasah dan ditingkatkan guna menghadapi tantangan ke depan yang kian kompleks.
Dalam rilis kepada teritorial.com, beragam kasus dan potensi ancaman yang muncul belakangan ini terutama di tengah era kemajuan teknologi dengan semakin tidak adanya batasan wilayah, ancaman radikalisme, terorisme, kejahatan narkoba, dan cyber crime menjadi musuh utama yang dihadapi bangsa Indonesia.
Untuk itulah Wakil Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Aster KSAD), Brigjen TNI Dudung Abdurachman mewakili Aster KASAD Mayjen TNI Supartodi pada kegiatan Pembinaan Peningkatan Kemampuan Satnonkowil Gelombang I Tahun 2018 di Pusat Pendidikan Teritorial, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (17/9/2018).
“Mereka yang diberi pembinaan ini adalah personel satuan tempur nonkomando wilayah di luar Korem, Kodim, dan Koramil. Tujuannya agar mereka antisipatif dan peka terhadap perkembangan radikalisme di wilayahnya,” kata Dudung didampingi Komandan Pusdikter Kolonel Inf Rochadi serta Wadan Letkol Inf Ahmad Basuki.
Menurutnya, pengamanan yang dilakukan mencakup ke dalam kesatuan dan juga lingkungan sekitar mulai radius 500 meter, 1 kilometer (km), 5 km, hingga 15 km. Sebab, ancaman gangguan keamanan bisa muncul dari lingkungan terdekat, sehingga sedini mungkin harus diminimalisasi oleh prajurit. Jangan sampai prajurit di tingkat bawah tidak mengetahui tentang perkembangan radikalisme di masyarakat yang diembuskan pihak-pihak tertentu.
Bila menemukan informasi di lapangan, satuan non-komando wilayah ini bisa berperan sebagai bintara pengumpul keterangan untuk melaporkan kepada Satkowil, mulai tingkatan Babinsa, Koramil, Kodim, guna diteruskan ke pihak kepolisian. Di tahun politik ini pun mereka jangan sampai tidak netral serta terkontaminasi oleh informasi-informasi hoaks dalam mengamankan pemilu.
Pembinaan Peningkatan Kemampuan Satnonkowil Gelombang I Tahun 2018 di Pusat Pendidikan Teritorial, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (17/9/2018). “Oleh sebab itu pembelajaran intelijen dan pembinaan teritorial menjadi salah satu materi yang diberikan dalam kegiatan yang digelar enam hari ini,” tandasnya.
Pada amanat Aster Kasad Mayjen TNI Supartodi yang dibacakan Wakil Aster Kasad Brigjen TNI Dudung Abdurachman disebutkan, radikalisme, terorisme, narkoba, cyber crime adalah kejahatan manusia yang selain mengakibatkan korban jiwa juga dapat merusak tatanan ekonomi bangsa. Tumbuhnya radikalisme yang menyimpang dari konstitusi dan agama perlu upaya deteksi dini di masyarakat.
Sebanyak 258 prajurit Satnonkowil terdiri dari perwira, bintara, dan tamtama, yang menjadi peserta diharapkan menjadi prajurit yang dapat meningkatkan kemampuan khususnya intelijen teritorial. Kemampuan keterampilan dan wawasan intelijen itu sangat membantu dalam mewujudkan aspek darat yang tangguh saat mereka kembali ke kesatuan dan masyarakat.