Korban Susur Sungai Sempor Pramuka Bertambah Menjadi 7 Oramg Meninggal

0

SLEMAN, YOGYAKARTA, Teritorial.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat jumlah korban susur sungai yang tewas di Sungai Sempor, Sleman bertambah menjadi tujuh orang.

Kegiatan susur sungai siswa kelas 7 dan 8 SMP Negeri 1 Turi, Sleman, Yogyakarta berubah menjadi tragedi. Hujan deras yang mengguyur kawasan itu membuat sungai tiba-tiba mengalami banjir. Ratusan siswa peserta susur sungai terjebak dalam banjir. Dari 249 siswa, hingga pukul 23.00 Jumat malam (21/2) dilaporkan enam meninggal dunia dan setidaknya empat dikabarkan hilang.

“Ketika para murid melakukan penyusuran, tiba-tiba terjadi banjir dengan arus deras yang akhirnya menghanyutkan beberapa murid. Saat ini tim gabungan dari SAR dan Polres Sleman masih melakukan pencarian korban hanyut. Pihak BPBD dan TNI turut membantu dalam penanganan darurat,” kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo dalam keterangan resminya.

Hari Jumat (21/2), cuaca di kawasan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta sebenarnya relatif panas. Matahari terik menerpa, hingga mendung mulai datang sekitar pukul 14.00 siang. Hujan deras kemudian turun mengakibatkan sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi mengalami banjir mendadak.

“Mereka yang tergabung dalam kegiatan Pramuka merupakan kelas 7 dan 8 dari SMP Negeri 1 Turi. Mereka mengikuti kegiatan penyusuran Sungai Sempor tanpa melihat kondisi cuaca. Namun demikian, saat ini kondisi masih simpang siur terkait dengan data jumlah murid yang mengalami insiden,” tambah Agus Wibowo.

Agus menambahkan, insiden ini menjadi pembelajaran bersama sehingga ke depan dapat dihindari. Kegiatan penyusuran sungai harus dilakukan oleh orang dewasa dan terlatih. Anak-anak dan remaja dilarang untuk melakukan penyusuran sungai mengingat sangat berisiko tinggi. Agus juga mengingatkan, perlunya memberitahu aparat pemerintah dan keamanan setempat.

“Di samping itu, aktivitas penyusuran dilakukan pada saat musim kemarau. Ketika ini dilakukan pada musim hujan, risiko air menjadi tinggi mengingat apabila hujan terjadi di sekitar hulu sungai akan berdampak pada arus dan volume air sungai hingga ke bagian hilir,” tambahnya.

Turi adalah kecamatan yang berada di Kaki Gunung Merapi. Sungai Sempor hanya satu dari sekian banyak sungai di kawasan ini. Berada di kaki gunung, sungai ini tidak terlalu besar aliran airnya dalam kondisi biasa. Namun jika hujan, air bisa naik dengan cepat.

“Langit mulai gelap sekitar jam 2. Sewaktu saya pulang kerja, sempat ketemu rombongan anak Pramuka itu, tapi belum hujan. Beberapa waktu kemudian hujan deras, saya masih di jalan. Yang saya heran, cuaca begini kok tetap turun ke sungai,” kata Rahayu, seorang warga Turi.

Sekitar pukul 16.00 sore, kabar mengenai tragedi ini mulai tersebar. Warga mulai berkumpul dan upaya pencarian dilakukan. Tim dari SAR, BPBD, kepolisian dan TNI menyusuri sungai Sempor yang menjadi lokasi kegiatan Pramuka ini. Data yang simpangsiur sempat menyulitkan tim dalam melakukan operasi penyelamatan. Awalnya disebutkan bahwa acara tersebut diikuti 257 siswa, namun dalam perkembangannya, jumlah tepatnya adalah 249.

BPBD DIY mencatat, awalnya jumlah korban meninggal diketahui empat orang. Perkembangan hingga pukul 23.00, jumlah korban menjadi enam dengan setidaknya empat orang masih dicari.

“Kita masih melakukan pencarian melalui sungai dan jalur darat,” ujar Kepala Basarnas Yogyakarta Wahyu Efendi.

Data masih terus berkembang untuk memastikan jumlah korban. Pencarian terus dilakukan di Sungai Sempor dan aliran di bawahnya oleh petugas gabungan. Karena medan yang cukup sulit dan kondisi hujan, disepakati sejak pukul 22.00, tim hanya melakukan pemantauan di tepi sungai. Ronda dilakukan di sepanjang aliran sungai, namun tidak diperbolehkan melakukan penyelaman.

Bupati Sleman, Sri Purnomo di lokasi kejadian menyebut kejadian ini sebagai sebuah kecerobohan.

Share.

Comments are closed.