TERITORIAL.COM, JAKARTA – Australia menandatangani perjanjian pertahanan baru dengan Papua Nugini untuk menahan perluasan pengaruh keamanan Tiongkok di Pasifik.
Melalui Perjanjian Pertahanan Pukpuk, Australia berjanji akan menurunkan pasukan militernya untuk membela PNG jika negara itu diserang oleh pihak ketiga.
Australia Tegaskan Komitmen di Pasifik
Penandatanganan perjanjian digelar di Canberra dengan kehadiran langsung Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape.
Kesepakatan ini menandai perjanjian pertahanan pertama Australia dalam lebih dari tujuh dekade sekaligus yang ketiga sepanjang sejarah kebijakan militernya.
“Dengan terus memperkuat hubungan keamanan di kawasan, kami turut menjaga keamanan kami sendiri,” kata Perdana Menteri Albanese.
PM Papua Marape juga menegaskan bahwa kemitraan dengan Australia memperkuat kemampuan PNG yang menghadapi ancaman.
“Kami tidak sendirian. Australia adalah saudara tertua yang selalu siap mendampingi kami,” kata PM Marape.
Langkah Strategis Menahan Pengaruh Asing
Pemerintah Australia memanfaatkan pakta ini sebagai bagian dari strategi diplomasi pertahanannya di Pasifik Selatan.
Canberra berusaha memperkuat posisi geopolitiknya di tengah meningkatnya pengaruh Tiongkok, terutama setelah Beijing menandatangani beberapa perjanjian keamanan dengan Kepulauan Solomon dan Fiji.
Melalui perjanjian baru ini, Australia menegaskan dirinya sebagai mitra utama bagi negara-negara kepulauan Pasifik.
Pemerintah juga berkomitmen meningkatkan kapasitas pertahanan PNG melalui pelatihan militer, dukungan logistik, dan pengawasan keamanan maritim bersama.
Dampak Regional dan Respons Indonesia
Kerja sama militer ini mendapat sorotan dari berbagai negara di kawasan, termasuk Indonesia yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini.
Meskipun tidak menyinggung Indonesia secara langsung, peningkatan hubungan pertahanan kedua negara berpotensi memengaruhi dinamika keamanan di wilayah perbatasan Papua.
Beberapa pengamat menilai langkah Australia memperkuat perannya sebagai “penjaga keamanan” di Pasifik.
Namun, negara-negara di sekitar Laut Arafura disarankan memantau perkembangan ini agar tidak memicu ketegangan baru di kawasan.
Strategi “Forward Defense”
Pakta ini mencerminkan strategi “forward defense” Australia untuk menjaga keamanan dengan memperluas pengaruh regional.
Selain itu, pendekatan ini juga menegaskan bahwa Canberra melihat stabilitas Pasifik sebagai bagian tak terpisahkan dari keamanannya sendiri.
Dengan kesepakatan tersebut, Australia menunjukkan kesiapannya melindungi sekutu strategisnya di Pasifik, sekaligus memperkuat posisi diplomatiknya dalam menghadapi rivalitas geopolitik global.