Dunia Headline

Badai Fengshen di Filipina, Ribuan Warga Mengungsi

Tim penyelamat mengevakuasi warga Roxas City di Provinsi Capiz, Filipina, pada Minggu (19/10). (Sumber: Facebook/RonnieDadivas)

TERITORIAL.COM, JAKARTA – Badai tropis Fengshen menghantam wilayah utara dan tengah Filipina pada Minggu (19/10), mengakibatkan delapan orang tewas, tiga terluka, dan dua hilang akibat tanah longsor. 

Pemerintah juga mencatat lebih dari 22.000 penduduk harus meninggalkan rumah mereka karena ancaman banjir dan longsor yang meningkat.

Angin Kencang dan Hujan Deras Landa Luzon dan Visayas

Badan Meteorologi Filipina (PAGASA) mendeteksi badai Fengshen di Teluk Manila pada siang hari dengan kecepatan angin sekitar 65 kilometer per jam. 

Badai yang secara lokal disebut “Ramil” itu membawa hujan deras yang mengguyur wilayah Luzon dan Visayas, sehingga mengakibatkan genangan tinggi di sejumlah kota pesisir.

Angin kencang juga merobohkan banyak pohon di Provinsi Quezon, menewaskan lima warga setempat.

Di wilayah Visayas Barat, tiga orang meninggal akibat tanah longsor dan banjir bandang, sementara di Provinsi Bukidnon, Filipina selatan, dua warga masih hilang setelah tertimbun longsor di daerah pegunungan.

Pemerintah Umumkan Status Darurat 

Melihat situasi yang kian memburuk, pemerintah Filipina segera menetapkan status darurat di beberapa wilayah terdampak. 

Selain itu, otoritas lokal juga menutup sekolah, menunda penerbangan, dan mengerahkan tim penyelamat untuk mengevakuasi warga dari area berisiko tinggi. 

Layanan listrik dan komunikasi di sejumlah daerah terputus akibat tiang serta jaringan kabel yang roboh diterpa angin.

Data sementara menunjukkan lebih dari 30.000 orang terdampak badai ini, dan sekitar 20.000 warga kini tinggal di pusat-pusat evakuasi sementara yang disediakan pemerintah dan lembaga kemanusiaan. 

Tim tanggap darurat mendistribusikan makanan, air bersih, dan obat-obatan kepada pengungsi yang tersebar di berbagai provinsi.

Filipina Tetap Jadi Negara Rawan Badai Tropis

Setiap tahun, sekitar 20 badai tropis melanda Filipina karena posisi geografisnya yang membuat negara tersebut sangat rentan terhadap bencana alam seperti topan, banjir, dan tanah longsor.

Para ahli menilai kombinasi hujan deras, angin kencang, serta kondisi tanah yang labil memperbesar risiko kerusakan dan korban jiwa.

Menanggapi hal ini, otoritas Filipina memperkuat sistem peringatan dini dan meningkatkan fasilitas evakuasi di daerah rawan. 

Badai Fengshen menjadi peringatan bagi negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tentang pentingnya memperkuat infrastruktur tangguh bencana. 

Para pakar juga menyoroti pengaruh perubahan iklim global yang dapat meningkatkan intensitas badai di kawasan tropis.

Tim Penyelamat Terus Cari Korban Hilang

Hingga Senin pagi, tim penyelamat masih menyisir wilayah terdampak untuk mencari korban hilang dan menilai kerusakan infrastruktur. 

Pemerintah berjanji akan mempercepat proses pemulihan serta memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi selama masa tanggap darurat.

kaylalayalia

About Author

You may also like

Dunia

Menteri pertahanan Indonesia dan Amerika Serikat kembali bertemu

Jakarta teritorial.com – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, kembali bertemu dengan koleganya, Menteri Pertahanan Amerikat Serikat, James Mattis, di akhir acara
Dunia

Arab Saudi Gagalkan Serangan Rudal yang Targetkan Bandara

Jakarta territorial.com- Pasukan pertahanan Arab Saudi berhasil menggagalkan serangan rudal yang diluncurkan dari wilayah konflik di Yaman, Sabtu (4/11/2017) malam