Dunia

Dick Cheney Tutup Usia, Tokoh Pendorong Invasi Irak

Mantan Wapres AS Dick Cheney (kiri) bersama Presiden George W. Bush (kanan) saat menyampaikan pernyataan tentang anggaran pertahanan Amerika Serikat pada (29/11/2007). (Sumber: REUTERS/LarryDowning)

TERITORIAL.COM, JAKARTA – Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Dick Cheney, meninggal dunia pada usia 84 tahun. 

Pihak keluarganya menyampaikan pada Selasa (4/11) bahwa Dick Cheney meninggal akibat komplikasi pneumonia serta penyakit jantung dan pembuluh darah.

Cheney dikenal sebagai tokoh pendorong utama di balik invasi AS ke Irak pada 2003 dan dianggap sebagai salah satu wakil presiden paling kuat dalam sejarah AS

Karier Politik Dick Cheney yang Berpengaruh

Cheney memulai karier politiknya sebagai anggota Kongres dari Wyoming sebelum menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Presiden George H. W. Bush. 

Reputasinya sebagai birokrat tangguh membuat Gubernur Texas saat itu, George W. Bush, memilihnya sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2000. 

Pasangan Bush–Cheney kemudian memenangkan pemilihan dan memimpin selama dua periode, dari 2001 hingga 2009.

Selama menjabat, Cheney juga aktif memperjuangkan perluasan kekuasaan lembaga kepresidenan. 

Cheney menilai otoritas presiden melemah sejak skandal Watergate, sehingga ia memperkuat peran wakil presiden melalui pembentukan tim keamanan nasional yang berpengaruh di Gedung Putih.

Langkah itu menjadikan kantor wakil presiden sebagai salah satu pusat kekuasaan paling berpengaruh dalam pemerintahan Bush.

Pendorong Utama Invasi Irak

Cheney memiliki peran penting dalam keputusan AS menyerang Irak pada Maret 2003 dengan secara terbuka memperingatkan bahaya dari dugaan senjata pemusnah massal dan dugaan keterkaitan Irak dengan kelompok al-Qaeda. 

Meskipun tidak ada bukti yang ditemukan, Cheney tetap bersikeras bahwa invasi tersebut merupakan keputusan yang tepat berdasarkan intelijen yang tersedia saat itu. 

Ia juga menilai penggulingan Presiden Irak Saddam Hussein sebagai langkah strategis untuk keamanan global.

Sikap Keras dan Kontroversial

Cheney kerap menuai kontroversi karena mendukung metode interogasi ekstrem seperti waterboarding yang dikecam sebagai bentuk penyiksaan oleh Komite Intelijen Senat AS dan PBB. 

Ia juga terlibat perselisihan dengan pejabat tinggi lainnya, seperti Menteri Luar Negeri Colin Powell dan Condoleezza Rice, karena perbedaan pandangan mengenai kebijakan luar negeri.

Dukungan pada Liz Cheney dan Penolakan terhadap Trump

Putrinya, Liz Cheney, mengikuti jejak politik sang ayah dan menjadi anggota Partai Republik yang berpengaruh. 

Namun, ia kehilangan kursinya setelah menentang Donald Trump dan memilih untuk memakzulkan mantan presiden tersebut usai serangan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol. 

Cheney mendukung penuh keputusan putrinya dan bahkan menyatakan bahwa ia akan memilih kandidat Demokrat Kamala Harris pada Pilpres 2024. 

Ia menegaskan, “Dalam sejarah 248 tahun bangsa ini, tidak ada sosok yang lebih berbahaya bagi republik kita selain Donald Trump.”

Perjuangan Dick Cheney Melawan Penyakit

Cheney menjalani kehidupan politik yang panjang meski terus berjuang melawan penyakit jantung. 

Ia mengalami serangan jantung pertamanya pada usia 37 tahun dan menjalani transplantasi jantung pada tahun 2012. 

Meskipun kesehatannya sering menurun, Cheney tetap aktif menyuarakan pandangan politiknya hingga akhir hayat.

Wafatnya Dick Cheney menutup bab penting dalam sejarah politik Amerika Serikat dan menegaskan warisannya sebagai sosok kuat, tegas, dan kontroversial yang mendorong arah kebijakan luar negeri AS di awal abad ke-21.

kaylalayalia

About Author

You may also like

Dunia

Menteri pertahanan Indonesia dan Amerika Serikat kembali bertemu

Jakarta teritorial.com – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, kembali bertemu dengan koleganya, Menteri Pertahanan Amerikat Serikat, James Mattis, di akhir acara
Dunia

Arab Saudi Gagalkan Serangan Rudal yang Targetkan Bandara

Jakarta territorial.com- Pasukan pertahanan Arab Saudi berhasil menggagalkan serangan rudal yang diluncurkan dari wilayah konflik di Yaman, Sabtu (4/11/2017) malam