Dunia

Dolar AS Menguat di Tengah Gejolak Politik

Ilustrasi dari dolar US dan yuan China

TERITORIAL.COM, JAKARTA – Nilai dolar Amerika Serikat (AS) menguat kembali pada Senin (13/10), setelah pasar merespons meningkatnya ketegangan dagang antara Washington dan Beijing.

Penguatan ini mencerminkan reaksi cepat pasar terhadap dinamika politik global, dengan indeks dolar yang mengukur nilai tukar dolar terhadap enam mata uang utama dunia, naik tipis ke level 99,002.

Sebelumnya, dolar sempat melemah setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor 100 persen untuk produk asal Tiongkok, namun ia kemudian berupaya menenangkan pasar melalui unggahan di media sosial.

Ia menyatakan tidak menginginkan resesi bagi Tiongkok dan meminta publik untuk “tidak khawatir.” 

Kebijakan Dagang Sebagai Alat Politik

Kebijakan tarif tinggi yang diambil Trump mencerminkan arah politik luar negeri AS yang semakin proteksionis. 

Langkah tersebut dilihat sebagai strategi politik untuk memperkuat dukungan dalam negeri menjelang pemilu. 

Dengan menampilkan citra pemimpin yang keras terhadap Tiongkok, Trump berusaha menarik simpati kelompok pemilih nasionalis dan proteksionis. 

Namun, sikap hati-hati dalam pernyataannya menunjukkan bahwa Washington tetap mempertimbangkan risiko ekonomi global dari kebijakan ekstrem tersebut.

Strategi Tenang Beijing

Tiongkok merespons kebijakan tarif tersebut dengan menahan diri, sementara nilai yuan di pasar luar negeri justru menguat tipis ke posisi 7,137 per dolar AS sebagai upaya Beijing menjaga stabilitas dan kepercayaan investor.

Sikap ini mencerminkan strategi diplomasi ekonomi Tiongkok yang sabar dan terukur, dengan Beijing memilih menampilkan citra sebagai aktor rasional di tengah gejolak politik internasional, alih-alih membalas secara terbuka

Gejolak Politik di Jepang dan Eropa

Ketidakpastian politik juga muncul di negara lain, di mana perubahan koalisi pemerintahan di Jepang membuat investor meragukan arah kebijakan ekonomi sehingga yen melemah hingga ¥151,985 per dolar.

Sementara itu, di Eropa, perombakan kabinet di Prancis menekan nilai euro ke sekitar $1,1609, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap arah kebijakan ekonomi dan stabilitas politik di kawasan tersebut.

Kondisi ini menunjukkan bahwa instabilitas politik domestik dapat langsung mengguncang pasar keuangan global, terutama ketika kejelasan kebijakan ekonomi belum tampak.

Investor Beralih ke Aset Aman

Lonjakan harga emas hingga mencapai rekor $4.059,30 per ons menandakan investor beralih ke aset aman (safe haven) di tengah ketegangan geopolitik. 

Pergerakan ini menunjukkan bahwa pasar global semakin peka terhadap isu politik, sehingga dalam situasi yang tidak menentu investor lebih memilih menjaga modal daripada mengambil risiko di aset berisiko tinggi.

Penentu Stabilitas Ekonomi

Situasi terbaru ini menegaskan bahwa politik kini menjadi faktor utama yang membentuk arah ekonomi global. 

Perang dagang AS–Tiongkok tidak lagi murni soal ekonomi, melainkan bagian dari perebutan pengaruh geopolitik. 

Ketegangan di Asia dan Eropa memperkuat posisi dolar sebagai jangkar utama kepercayaan pasar, sekaligus mencerminkan bahwa stabilitas global saat ini justru lahir dari dinamika politik yang belum berakhir.

kaylalayalia

About Author

You may also like

Dunia

Menteri pertahanan Indonesia dan Amerika Serikat kembali bertemu

Jakarta teritorial.com – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, kembali bertemu dengan koleganya, Menteri Pertahanan Amerikat Serikat, James Mattis, di akhir acara
Dunia

Arab Saudi Gagalkan Serangan Rudal yang Targetkan Bandara

Jakarta territorial.com- Pasukan pertahanan Arab Saudi berhasil menggagalkan serangan rudal yang diluncurkan dari wilayah konflik di Yaman, Sabtu (4/11/2017) malam