TERITORIAL.COM, JAKARTA – Topan Typhoon Kalmaegi, yang dikenal di Filipina sebagai “Tino”, telah menelan sedikitnya 114 jiwa korban meninggal dan 127 orang masih hilang di wilayah Filipina bagian tengah, menurut laporan resmi pada hari Kamis (6/11/2025).
Provinsi paling parah terdampak adalah Cebu Province, di mana rumah-rumah rata dengan tanah, kendaraan terbalik, dan jalanan tertutup puing.
Sebelum badai datang, lebih dari 200.000 orang telah dievakuasi.
Menurut laporan lain, total warga yang terdampak mencapai sekitar dua juta orang, dengan ratusan ribu mengungsi ke tempat penampungan darurat.
Pemerintah Filipina melalui Presiden Ferdinand Marcos Jr. telah mendeklarasikan “state of calamity” atau keadaan bencana nasional guna mempercepat penyaluran bantuan dan dana darurat.
Beberapa faktor memperparah kerusakan, banjir kilat (flash floods) yang cepat naik, sungai dan aliran air yang meluap, ditambah kondisi provinsi yang sebelumnya baru saja terdampak gempa berkekuatan 6,9 SR di utara Cebu.
Tak sampai disitu, masih ada satu insiden tragis tambahan, yakni sebuah helikopter milik Angkatan Udara Filipina jatuh saat sedang melakukan misi bantuan, menewaskan enam orang kru.
Setelah melewati Filipina, Kalmaegi memasuki Laut Cina Selatan dan bergerak ke arah Vietnam tengah. Di sana, otoritas lokal di provinsi seperti Gia Lai Province memperkirakan hingga 350.000 warga akan dievakuasi menjelang datangnya hujan lebat dan angin kencang.
Bandara-bandara utama, termasuk Da Nang International Airport, diperingatkan akan terdampak. Maskapai dan otoritas diminta memantau terus pergerakan badai guna keselamatan penumpang.
Media Australia melaporkan bahwa di Vietnam timur-tengah, badai membawa angin sangat kuat dan potensi hujan hingga 200 mm, yang bisa memicu tanah longsor dan banjir bandang.
Tahun ini, Filipina sudah dilanda sekitar 20 badai/topan hingga musim ini — Kalmaegi tercatat sebagai salah satu yang paling merusak.
Pengamat mencatat bahwa kerusakan di Cebu bisa diperparah oleh aktivitas pertambangan dan proyek pengendalian banjir yang kurang memadai, sehingga aliran sungai terganggu.
Sementara pemulihan dari Kalmaegi masih berjalan, lembaga meteorologi Filipina (Philippine Atmospheric, Geophysical and Astronomical Services Administration / PAGASA) sudah memperingatkan badai lainnya, yakni Tropical Storm Fung‑Wong, yang kemungkinan bisa menjadi super-topan dan memukul Luzon utara dalam beberapa hari ke depan.

