Jakarta, Teritorial.com – Fenomena viral ‘Aura Farming’ mencapai puncak ketika sang legenda MotoGP turut merayakan kemenangan dengan tarian khas Kuantan Singingi
Kemenangan Marc Marquez di MotoGP Jerman 2025 bukan hanya sekadar pencapaian gemilang di Sirkuit Sachsenring. Pembalap Ducati yang dijuluki ‘Baby Alien’ ini mencuri perhatian dunia dengan selebrasi unik yang dilakukannya usai meraih kemenangan—meniru tarian ‘aura farming’ yang viral dari festival Pacu Jalur Kuantan Singingi, Riau.
Setelah menginjak garis finish, Marquez melakukan selebrasi unik yang sedang viral di seluruh dunia berupa tarian kipas-kipas. Aksi yang dilakukan sang delapan kali juara dunia ini bukan tanpa alasan.
Tarian enerjik yang penuh karisma ini tidak hanya mempromosikan budaya Melayu Riau, tetapi juga telah memicu tren viral di media sosial yang dikenal sebagai ‘Aura Farming’.
Fenomena ini bermula dari aksi lincah Rayyan sebagai ‘Anak Coki’ di ujung perahu tradisional Pacu Jalur yang telah memikat hati warganet global.
Kini, dengan dukungan dari salah satu pembalap terkenal dunia, budaya tradisional Riau semakin mencuat ke permukaan internasional.
Keputusan Marc Marquez untuk mengadopsi tarian Pacu Jalur dalam selebrasinya menunjukkan bagaimana media sosial dapat menjadi jembatan budaya yang powerful.
Yang awalnya hanya festival lokal di Kuantan Singingi, kini menjadi trending topic yang dibicarakan pecinta MotoGP di seluruh dunia.
Selebrasi nyentrik Marquez ini bikin heboh jagat maya, bukan gaya biasa yang dipilih untuk merayakan momen kemenangannya.
Pilihan untuk melakukan tarian pacu jalur menunjukkan apresiasi pembalap Spanyol tersebut terhadap budaya populer yang sedang berkembang.
Fenomena ini membuktikan bahwa budaya tradisional tidak harus terasing dari perkembangan zaman.
Justru melalui platform modern seperti media sosial dan olahraga internasional, nilai-nilai budaya lokal dapat tersebar lebih luas dan mendapat pengakuan global.
Marc Marquez, yang dikenal dengan kepribadiannya yang terbuka terhadap budaya populer, sekali lagi membuktikan bahwa sport dapat menjadi universal language yang menghubungkan berbagai budaya di dunia.
Selebrasinya di Sachsenring bukan hanya menandai kemenangan personal, tetapi juga momen bersejarah bagi budaya Riau yang kini semakin dikenal di mata dunia.
Dengan demikian, apa yang dimulai sebagai tarian sederhana di festival Pacu Jalur Kuantan Singingi kini telah menjadi simbol global, berkat sentuhan selebrasi dari salah satu pembalap terhebat sepanjang masa.
(*)
