TERITORIAL.COM,JAKARTA – Gempa berkekuatan SR 6.9 melanda Filipina tengah, Selasa (30/09), menewaskan lebih dari 60 jiwa dan menimbulkan ketakutan warga setempat akan kerusakan yang cukup besar.
Gempa bumi terjadi sekitar pukul 10 malam waktu setempat, menurut Survei Geologi AS (USGS), tepat di barat Palompon dan dekat kota Bogo di provinsi Cebu. Gempa ini terjadi di kedalaman yang tidak terlalu dalam.
Tim SAR setempat sontak dikerahkan untuk mencari korban yang selamat pada hari Rabu (01/10), bersama dengan petugas militer, polisi dengan bantuan anjing pelacak, dan relawan dari warga sipil, bersama-sama melakukan pencarian dari rumah ke rumah.
Pejabat Perlindungan Sipil di tingkat nasional dan lokal menyatakan setidaknya 60 orang tewas. Sedangkan lebih dari 150 orang diperkirakan mengalami luka-luka.
“Sebuah rumah sakit di Bogo, kota pesisir dengan sekitar 90.000 penduduk menyatakan bahwa mereka kewalahan”, ungkap Pejabat Perlindungan Publik, Raffy Alejandro kepada wartawan.
Berbagai foto yang beredar menunjukkan jalanan di kota dibanjiri puing-puing bangunan yang berserakan pada Rabu pagi.
Petugas berusaha untuk memindahkan mesin berat untuk membantu proses pencarian dan upaya penyelamatan di sebuah desa pegunungan yang terkena longsor, kata petugas mitigasi bencana Kota Bogo.
Di kota San Remigio, dilaporkan setidaknya 13 orang, termasuk 3 anggota Penjaga Pantai Filipina dan satu orang petugas pemadam kebakaran tewas ketika sebuah kompleks olahraga runtuh saat berlangsungnya pertandingan bola basket, kata Ketua Palang Merah Filipina Richard Gordon dalam wawancara telepon pada Rabu dini hari.
“Sejumlah gereja mengalami runtuh di beberapa bagian bangunannya, dan sejumlah sekolah juga harus segera dievakuasi,” ujar Gordon.
“Gempa ini datang dengan tiba-tiba di malam hari,” tambahnya.
Di Daanbantayan, arah utara dari Bogo, bagian depan Gereja St. Rita runtuh dan terdapat retakan besar di sisi Balai Kota.
Pam Baricuatro, Gubernur Cebu, menyoroti situasi di Daanbantayan, di mana beberapa bangunan bersejarah mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi. Bangunan-bangunan ini merupakan bagian dari warisan budaya Cebu sekaligus identitas spiritualnya.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan terjadinya juga kebakaran dari dalam gedung sebuah mall akibat dari gempa bumi pada Selasa malam. Terlihat juga kondisi toko Mcdonald’s yang rusak berat.
Beberapa kontestan dari ajang kecantikan yang memang sedang berlangsung di dalam mall terlihat ricuh berlarian dari panggung saat gempa terjadi.
Palang Merah Filipina memberikan keterangan adanya laporan dari sekolah-sekolah di Cebu mengenai reruntuhan, retakan pada bangunan, hingga pemadaman listrik sementara.
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs), yang mencatat beberapa gempa susulan dekat episentrum beberapa jam setelah gempa utama, membatalkan peringatan tsunami untuk provinsi Leyte, Biliran, dan Cebu pada Rabu dini hari waktu setempat.
Phivolcs juga mencatat letusan kecil Gunung Berapi Taal, sekitar 70 km selatan Manila pusat. Letusan ini memunculkan asap setinggi 2.500 meter yang bergerak ke arah barat laut, namun tingkat peringatannya masih di Level 1.
Gubernur Baricuatro juga meminta warga tetap tenang melalui video di media sosial, ia mengatakan bahwa kantor presiden telah mengkonfirmasi akan mengirim bantuan segera ke Cebu. “Ingatlah bahwa pemerintah provinsi melakukan yang terbaik. Bantuan sedang dalam perjalanan,” ujarnya.
Kota Medellin di Cebu menambahkan melalui unggahan Facebook bahwa kegiatan belajar mengajar ditangguhkan sampai pemberitahuan lebih lanjut, dan aktivitas kerja juga dihentikan sementara sampai fasilitas dan bangunan dalam kondisi lebih baik.
Lebih dari 500 ribu orang merasakan guncangan kuat di seluruh Kepulauan Visayas, termasuk Cebu, Biliran, dan Leyte, menurut perkiraan USGS (Survei Geologi AS).
Filipina terletak di sepanjang Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), sebuah lengkungan sepanjang 40.000 km di sekitar Samudra Pasifik yang menjadi tempat dari lebih dari setengah gunung berapi di dunia.

