TERITORIAL.COM, JAKARTA — Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo mengonfirmasi keselamatan seluruh warga negara Indonesia (WNI) pasca-gempa kuat Magnitudo 7,5 yang mengguncang Jepang utara.
Pada Selasa, 9 Desember 2025, pukul 08.30 JST, KBRI merilis pernyataan bahwa 969 WNI yang tinggal di Aomori dipastikan selamat.
“Hingga saat ini, belum terdapat laporan WNI yang menjadi korban,” tegas KBRI Tokyo, memberikan kepastian kepada keluarga di Tanah Air.
Kronologi dan Respons Darurat
Bencana ini bermula pada pukul 23.15 JST saat gempa bumi kuat terdeteksi mengguncang lepas pantai timur Aomori.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) mencatat kekuatan gempa sebesar M 7,5 dengan kedalaman fokus mencapai 54 kilometer.
Guncangan kuat ini membuat warga sulit berdiri tegak dan memicu peringatan tsunami segera di Prefektur Iwate, Hokkaido, dan Aomori.
Tidak lama setelah gempa, Pemerintah Jepang mengaktifkan Satuan Tugas Darurat, yang mengakibatkan puluhan ribu warga di wilayah pesisir mulai mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Gempa juga menyebabkan sedikitnya 30 orang terluka, pemadaman listrik, dan menghentikan sementara layanan kereta cepat Shinkansen untuk pemeriksaan keamanan.
Seiring dengan perkembangan situasi, KBRI Tokyo segera melakukan koordinasi dan pemantauan.
Imbauan Kesiapsiagaan WNI
Meskipun peringatan tsunami kini telah dicabut dan diturunkan menjadi tsunami advisories, KBRI Tokyo secara sigap menyampaikan imbauan kesiapsiagaan tinggi.
Pihak Kedutaan mendesak seluruh WNI di Jepang, terutama yang berada di wilayah rawan, untuk tidak lengah mengingat ancaman gempa susulan.
Langkah-langkah preventif yang KBRI tekankan meliputi:
- Pemantauan Situasi: WNI harus terus mengikuti instruksi yang disampaikan oleh otoritas resmi Jepang.
- Jalur Evakuasi: WNI wajib mempelajari dan mengenali rute evakuasi terdekat.
- Tas Darurat: WNI diharuskan segera menyiapkan emergency bag berisi dokumen penting, uang tunai secukupnya, dan perlengkapan bertahan hidup.
Imbauan ini sejalan dengan ancaman megaquake yang kerap diperingatkan oleh otoritas Jepang. Selain itu, KBRI Tokyo juga menyediakan saluran komunikasi darurat (hotline) bagi WNI yang membutuhkan bantuan mendesak.
Oleh karena itu, dengan kesiapsiagaan yang terencana dan komunikasi yang erat antara WNI dan perwakilan diplomatik, diharapkan semua warga Indonesia dapat menghadapi potensi bencana alam di Negeri Sakura dengan aman dan selamat.

