Dunia Headline

Israel Setujui Gencatan Senjata, tapi Serangan ke Gaza Masih Berlanjut

Serangan Israel terus berlanjut meski telah ada perjanjian gencatan senjata di Gaza.

TERITORIAL.COM, JAKARTA – Setelah melalui proses negosiasi panjang yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, kabinet Israel akhirnya menyetujui kerangka gencatan senjata dengan Hamas pada Jumat pagi (10/10/2025). Kesepakatan ini menjadi langkah paling penting menuju berakhirnya perang dua tahun di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina. Berdasarkan perjanjian tersebut, gencatan senjata akan mulai berlaku dalam waktu 24 jam setelah disetujui, sementara pembebasan sandera Israel dijadwalkan berlangsung paling lambat 72 jam setelahnya.

Isi Kesepakatan Utama

Melansir laporan Reuters, isi kesepakatan ini mencakup pembebasan seluruh sandera Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina dari berbagai penjara di Israel.

Selain itu, pasukan Israel juga akan menarik diri secara bertahap dari wilayah Gaza dan membuka kembali akses bagi bantuan kemanusiaan. Ribuan truk bantuan berisi makanan, air bersih, dan perlengkapan medis direncanakan segera memasuki Gaza setelah perjanjian diberlakukan untuk membantu warga sipil yang kini tinggal di tenda-tenda darurat akibat kehancuran besar akibat serangan Israel.

Dalam pernyataannya di akun X, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut bahwa pemerintah telah menyetujui kerangka pembebasan semua sandera sebagai bagian dari langkah menuju stabilitas di kawasan.

Di sisi lain, pemimpin Hamas di pengasingan, Khalil Al-Hayya, menegaskan bahwa pihaknya menerima jaminan langsung dari Amerika Serikat dan para mediator bahwa perang benar-benar akan diakhiri.

Tantangan yang Dihadapi

Meski menjadi kabar gembira, kesepakatan ini masih menghadapi sejumlah tantangan serius. Daftar tahanan yang akan dibebaskan belum final, karena Hamas meminta agar beberapa tokoh politik terkemuka dan tahanan yang ditangkap selama operasi militer Israel turut dibebaskan.

Selain itu, masih terdapat perbedaan pandangan mengenai siapa yang akan memerintah Gaza setelah perang berakhir dan bagaimana masa depan Hamas di wilayah tersebut. Kelompok itu menolak tuntutan Israel untuk melucuti seluruh persenjataannya.

Tekanan politik juga datang dari dalam negeri Israel sendiri. Perdana Menteri Netanyahu menghadapi perlawanan dari partai-partai sayap kanan dalam koalisinya yang menolak keras segala bentuk kompromi dengan Hamas.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir bahkan mengancam akan menarik dukungan dan menjatuhkan pemerintahan jika Hamas tidak dibubarkan sepenuhnya. Perpecahan internal ini menambah ketidakpastian terhadap pelaksanaan perjanjian yang diharapkan menjadi awal perdamaian baru bagi kedua pihak.

Israel Tetap Melakukan Serangan

Menurut laporan Al Arabiya, pesawat tempur Israel pada malam sebelumnya melancarkan serangan keras ke Kota Khan Younis di Gaza bagian selatan, sementara artileri juga menembaki area di dekat Poros Netzarim di utara Kamp Nuseirat, Gaza tengah.

Hamas pada Jumat pagi mengecam Israel karena masih melancarkan serangan udara di seluruh wilayah Gaza, dan menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berusaha menghalangi upaya para mediator untuk mengakhiri perang.

Peristiwa ini terjadi tak lama setelah pemerintah Israel menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Hamas pada Jumat dini hari.

Pada Kamis, meski ada kesepakatan gencatan senjata, tentara Israel tetap melancarkan beberapa serangan yang menewaskan sembilan warga Palestina dan melukai puluhan lainnya di berbagai wilayah Gaza.

Menurut saksi mata dan petugas medis, serangan Israel menghantam wilayah utara, tengah, dan selatan Gaza. Serangan dilakukan melalui serangan udara, tembakan artileri, senjata ringan, hingga bom asap.

Gaza Utara

Di Kota Gaza, sebuah serangan udara menghancurkan satu rumah di pusat kota dan menewaskan tiga orang, termasuk dua perempuan, serta melukai beberapa lainnya. Sejumlah orang masih dinyatakan hilang.

Jet tempur juga mengebom kawasan Zeitoun, Sabra, dan Jalan Al-Nafaq, meski tidak ada laporan korban jiwa.

Di barat Kota Gaza, drone menembaki para pengungsi yang berlindung di Sekolah Yarmouk, menyebabkan beberapa orang terluka.

Empat warga Palestina juga terluka akibat tembakan artileri di distrik Al-Zaytoun di tenggara kota. Asap tebal terlihat dari area serangan.

Dalam serangan lain pada Kamis malam, bom Israel menghantam sebuah rumah di distrik Sabra, menewaskan empat anggota keluarga dan membuat sekitar 40 orang terjebak di bawah reruntuhan, menurut laporan Pertahanan Sipil Palestina dan sumber medis kepada kantor berita Anadolu.

Koresponden Anadolu juga melaporkan bahwa serangan Israel semakin intens pada malam hari di seluruh wilayah Gaza.

Gaza Tengah dan Selatan

Di Gaza bagian tengah, beberapa warga terluka akibat tembakan Israel di barat laut kamp pengungsi Nuseirat saat mereka mencoba bepergian dari selatan ke utara melalui Jalan Al-Rashid.

Di Khan Younis, militer Israel mengebom sekelompok warga sipil di lingkungan Al-Biyuk, menewaskan satu pria. Di wilayah lain kota itu, artileri menyerang kawasan perumahan Hamd, menewaskan seorang perempuan dan melukai beberapa lainnya.

Serangan juga terjadi di dekat bundaran Bani Suhaila di timur Khan Younis, yang menyebabkan beberapa warga terluka, meski detailnya masih belum jelas.

Serangan-serangan ini terjadi meskipun ada pengumuman gencatan senjata pada Kamis dini hari, setelah empat hari perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel di kota Sharm el-Sheikh, Mesir, yang dimediasi oleh Turki, Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.

Kayla Dikta Alifia

About Author

You may also like

Dunia

Menteri pertahanan Indonesia dan Amerika Serikat kembali bertemu

Jakarta teritorial.com – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, kembali bertemu dengan koleganya, Menteri Pertahanan Amerikat Serikat, James Mattis, di akhir acara
Dunia

Arab Saudi Gagalkan Serangan Rudal yang Targetkan Bandara

Jakarta territorial.com- Pasukan pertahanan Arab Saudi berhasil menggagalkan serangan rudal yang diluncurkan dari wilayah konflik di Yaman, Sabtu (4/11/2017) malam