Dunia

Netanyahu Siapkan Negosiasi dan Invasi, Krisis Gaza Makin Memanas

Langit Gaza yang diselimuti asap akibat serangan dari Israel

TERITORIAL.COM, JAKARTA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa pemerintahannya akan melanjutkan negosiasi dengan Hamas. 

Negosiasi akan berjalan apabila syarat yang ditawarkan menjamin kepentingan keamanan Israel sekaligus membebaskan seluruh sandera. 

Netanyahu menyampaikan hal itu usai Hamas menyetujui proposal mediator Mesir dan Qatar. Usulan tersebut mencakup gencatan senjata 60 hari dan pelepasan sebagian sandera sebanyak 10 hidup dan 18 jenazah, dengan imbalan pembebasan 200 tahanan Palestina. 

Israel menolak tawaran tersebut karena Tel Aviv hanya bersedia menerima kesepakatan yang menjamin seluruh sandera bisa kembali tanpa terkecuali.

“Secara bersamaan, saya telah memerintahkan dimulainya negosiasi untuk membebaskan seluruh sandera kami dan mengakhiri perang dengan ketentuan yang bisa diterima Israel,” ujar Netanyahu. Ia juga menekankan bahwa saat ini pihaknya tengah memasuki tahap penentuan keputusan.

Invasi ke Gaza City

Selain jalur diplomasi, Israel juga merencanakan operasi militer besar di Gaza City. Kabinet keamanan telah menyetujui langkah tersebut, meski menuai penolakan dari oposisi dalam negeri dan tekanan internasional. 

“Saya datang untuk menyetujui rencana IDF (militer Israel) untuk merebut Gaza City dan menyingkirkan Hamas,” ujar Netanyahu. 

Ia juga menekankan bahwa misi operasi militer dan pelepasan sandera harus berjalan beriringan. 

“Kedua misi ini, meyingkirkan Hamas dan membawa pulang sandera, tidak dapat dipisahkan,” tambah Netanyahu. 

IDF sudah meminta lembaga internasional mengevakuasi lebih dari satu juta warga Gaza City ke selatan, tetapi Kementerian Kesehatan Gaza di bawah Hamas menolak. Hal ini dianggap bahwa evakuasi besar-besaran dianggap dapat melumpuhkan layanan medis yang tersisa. 

PBB dan lembaga kemanusiaan menegaskan akan tetap bertahan untuk membantu warga yang tidak sanggup mengungsi. 

Keputusan yang Menuai Kritik

Rencana invasi yang dilakukan Israel mendapat kecaman luas, termasuk sekutu utamanya Amerika Serikat. Misi ini dianggap dapat memperburuk krisis kemanusiaan dan menambah risiko bagi sandera. 

PBB serta Palang Merah Internasional juga menegaskan terkait dampak besar terhadap dua juta lebih penduduk Gaza. 

Protes juga dilakukan secara besar-besaran di Gaza. Ribuan warga Gaza turun ke jalan sambil membawa spanduk bertuliskan “Save Gaza” dan “Gaza is dying by the killing, hunger and oppression.” 

Menurut laporan otoritas kesehatan, dalam 24 jam terakhir sedikitnya 70 orang tewas akibat serangan udara Israel, termasuk keluarga seorang pejabat Fatah.

kaylalayalia

About Author

You may also like

Dunia

Menteri pertahanan Indonesia dan Amerika Serikat kembali bertemu

Jakarta teritorial.com – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, kembali bertemu dengan koleganya, Menteri Pertahanan Amerikat Serikat, James Mattis, di akhir acara
Dunia

Arab Saudi Gagalkan Serangan Rudal yang Targetkan Bandara

Jakarta territorial.com- Pasukan pertahanan Arab Saudi berhasil menggagalkan serangan rudal yang diluncurkan dari wilayah konflik di Yaman, Sabtu (4/11/2017) malam