TERITORIAL.COM, JAKARTA — Pemerintahan Donald Trump secara resmi memperluas daftar mineral penting nasional dengan menambahkan 10 komoditas strategis baru yang dinilai krusial bagi ekonomi dan keamanan Amerika Serikat.
Langkah ini menunjukkan komitmen Washington untuk memperkuat produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor, terutama dari Tiongkok yang selama ini mendominasi pasokan global.
Pemerintah Tambahkan 10 Mineral Strategis
Kementerian Dalam Negeri AS melalui United States Geological Survey (USGS) menambahkan tembaga, batubara metalurgi, uranium, boron, timbal, fosfat, potash, rhenium, silikon, dan perak ke dalam daftar critical minerals.
Daftar tersebut menjadi acuan utama pemerintah dalam menentukan investasi federal, prioritas penelitian, serta proyek yang berhak menerima insentif nasional.
Dengan kebijakan ini, pemerintahan Trump menargetkan peningkatan eksplorasi dan produksi mineral untuk mendukung sektor pertahanan, manufaktur, serta energi bersih.
Menteri Dalam Negeri AS Doug Burgum menegaskan bahwa kebijakan baru ini memberikan “peta jalan berbasis data” untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara pesaing dan memperluas kapasitas industri pertambangan domestik.
Dorongan Kemandirian Rantai Pasok
Pemerintah berupaya memperkuat pasokan bahan mentah strategis agar AS tidak rentan terhadap guncangan pasar global atau pembatasan ekspor dari negara pesaing seperti Tiongkok.
Langkah ini juga menjadi sinyal bagi investor bahwa Washington menempatkan keamanan rantai pasok sebagai prioritas strategis jangka panjang untuk industri masa depan Amerika.
Namun, kebijakan ini menuai kritik dari kelompok lingkungan, termasuk Cameron Walkup dari Earthjustice Action.
Ia menilai kebijakan tersebut mengabaikan aspek hukum dan ekonomi serta membuka peluang bagi proyek tambang tanpa perlindungan memadai terhadap masyarakat dan lingkungan.
“Alih-alih memprioritaskan keuntungan korporasi, kita seharusnya fokus pada solusi nyata untuk memenuhi kebutuhan rantai pasok mineral, dengan memperluas penggunaan kembali dan daur ulang mineral penting secara bertanggung jawab, serta memperbarui undang-undang pertambangan kita,” ujar Walkup.
Walkup juga menegaskan pentingnya pendekatan berkelanjutan agar kebijakan mineral kritis tidak hanya menguntungkan industri besar, tetapi juga melindungi keseimbangan lingkungan dan kepentingan publik.
Peran Vital Tembaga dan Batubara
Tembaga menjadi pusat perhatian karena perannya yang vital dalam kendaraan listrik, jaringan listrik, dan pusat data.
Perusahaan tambang raksasa Freeport-McMoRan menyatakan, penetapan tembaga sebagai mineral kritis dapat membuka peluang lebih dari USD 500 juta kredit pajak per tahun melalui Inflation Reduction Act 2022.
Sementara itu, penambahan batubara metalurgi mencerminkan dukungan Presiden Trump terhadap bahan bakar fosil.
Beberapa tambang batubara AS menutup operasinya dalam beberapa bulan terakhir akibat kelebihan pasokan dan penurunan ekspor ke Tiongkok, yang menaikkan tarif impor batubara AS sebesar 15% tahun ini.
Industri Sambut Positif Kebijakan
Presiden National Mining Association, Rich Nolan, menyambut baik langkah tersebut dan menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong perluasan daftar mineral kritis agar AS memiliki sumber daya domestik yang cukup “kapan pun dibutuhkan.”
Kebijakan ini menegaskan arah pemerintahan Trump yang berfokus pada kemandirian energi dan industri nasional, sekaligus memperkuat posisi strategis Amerika Serikat dalam persaingan global untuk mengamankan pasokan mineral penting bagi masa depan ekonomi dunia.

