TERITORIAL.COM, JAKARTA – Ratusan ribu warga Australia turun ke jalan pada Minggu (24/8/2025) dalam unjuk rasa mendukung Palestina, setelah adanya deklarasi resmi kelaparan di Jalur Gaza.
Lebih dari 40 kota dan daerah di Australia menggelar unjuk rasa pro-Palestina, sehingga disebut sebagai aksi solidaritas terbesar sepanjang sejarah di Australia.
Deklarasi Kelaparan Jadi Pemicu
Demonstrasi dipicu oleh laporan Integrated Food Security Phase Classification (IPC) yang menetapkan Gaza telah memasuki fase kelaparan dengan kondisi darurat. Kondisi ini ditandai dengan kelangkaan bahan pangan, meningkatnya gizi buruk, hingga kematian akibat kelaparan.
PBB dan organisasi kemanusiaan menyebut krisis ini sebagai buatan manusia. Mereka juga menuntut perlunya gencatan senjata serta akses penuh bagi bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Gelombang protes ini menuntut pemerintah Australia untuk bersikap lebih tegas terhadap Israel agar menghentikan perdagangan senjata dengan Israel, memberlakukan sanksi, serta mengakui penuh atas negara Palestina.
Pesan Solidaritas Kemanusiaan
Lebih dari 250 organisasi masyarakat, serikat pekerja, dan kelompok komunitas ikut serta dalam unjuk rasa. Banyak demonstran yang membawa spanduk bertuliskan “Stop Arming Israel” dan “Sanctions Now”.
Selain itu, pidato dari aktivis dan tokoh masyarakat juga mengisi jalannya aksi. Banyak keluarga juga datang bersama anak-anak mereka, menekankan bahwa krisis yang terjadi soal kemanusiaan, bukan sekadar politik.
“Dunia tidak boleh diam saat warga Gaza mati kelaparan. Pemerintah Australia harus mendengarkan suara rakyat,” kata seorang orator di Melbourne.
Tekanan Politik Meningkat
Dukungan politik juga datang dari kalangan oposisi dan kelompok progresif. Pemimpin Partai Hijau menegaskan bahwa pemerintah akan menghadapi tekanan publik jika terus pasif terhadap krisis kemanusiaan di Gaza.
Publik terus mendesak pemerintah Australia untuk meninjau ulang hubungan ekonomi dan militer dengan Israel, termasuk perdagangan senjata.
Gerakan yang Meluas
Protes serupa juga terjadi di berbagai negara, seperti di Eropa hingga Amerika Serikat. Hal ini menjadi momentum penting bagi gerakan pro-Palestina di Australia yang kini menyebar luas ke berbagai daerah.
Skala protes yang besar ini dapat mengubah arah perdebatan publik, karena tekanan rakyat berpotensi memengaruhi kebijakan Australia terhadap konflik di Timur Tengah.