TERITORIAL.COM, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menjanjikan perlindungan penuh bagi Qatar.
Dokumen itu menegaskan AS akan menggunakan semua instrumen kekuatan, termasuk militer, untuk membela negara Teluk tersebut jika mendapat serangan.
Washington Anggap Serangan ke Qatar Ancaman untuk AS
Dalam perintah bertajuk Assuring the Security of the State of Qatar, Trump menuliskan bahwa Washington akan memperlakukan setiap serangan bersenjata ke Qatar sebagai ancaman langsung terhadap AS.
Pemerintah juga berkomitmen mengambil langkah diplomatik, ekonomi, dan militer untuk membela kepentingan bersama serta mengembalikan stabilitas kawasan.
Kesepakatan itu menyerupai Pasal 5 NATO yang mewajibkan respons kolektif terhadap serangan pada anggota aliansi.
Qatar segera menyambut keputusan ini dengan menyatakan bahwa perintah tersebut memperkuat kemitraan pertahanan erat kedua negara.
Latar Belakang Kesepakatan
Trump menandatangani keputusan ini setelah Israel melancarkan serangan udara ke Doha bulan lalu yang menewaskan anggota Hamas dan seorang pejabat keamanan Qatar.
Awal tahun ini, Iran juga menyerang Qatar sebagai balasan atas gempuran AS ke fasilitas nuklirnya.
Sejumlah pengamat menilai langkah Trump menunjukkan bahwa Washington ingin mengembalikan kepercayaan sekutu Teluk.
“Komitmen ini sebagian menenangkan Qatar dan sekutu lainnya. Saya yakin Arab Saudi akan meminta jaminan serupa,” kata analis Eurasia Group, Firas Maksad, dikutip BBC.
Kritik dari Mantan Diplomat dan Media Israel
Mantan Dubes AS untuk Israel, Dan Shapiro, menilai keputusan Trump hanya logis bila Qatar memberi imbal balik terkait Hamas.
“Trump butuh Qatar memastikan Hamas menerima proposalnya atau mengusir mereka jika menolak,” ujarnya.
Surat kabar Israel Haaretz menilai langkah Trump memberi “kekebalan” pada pimpinan Hamas di Doha.
Tuduhan Konflik Kepentingan Mengemuka
Pada April lalu, Trump Organization yang dikelola putra-putranya menandatangani kontrak pembangunan resor golf mewah di Doha bersama perusahaan milik pemerintah Qatar.
Namun Gedung Putih membantah keras tuduhan konflik kepentingan.
“Aset Presiden berada dalam trust yang dikelola anak-anaknya. Tidak ada konflik,” tegas Wakil Sekretaris Pers Anna Kelly.
AS dan Strategi Realis di Timur Tengah
Pakta pertahanan yang ditandatangani Donald Trump dengan Qatar mencerminkan pendekatan realis dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Dalam logika realisme, negara bertindak untuk menjaga keamanan nasional dan menyeimbangkan kekuatan di kawasan strategis.
Sebagai wilayah vital karena energi dan posisi geopolitiknya, Timur Tengah menjadi fokus AS, sehingga jaminan pertahanan ke Qatar mengirim sinyal bahwa stabilitas Teluk tetap menjadi prioritas.
Qatar memegang peran penting bagi kepentingan militer AS, karena Pangkalan Udara Al-Udeid di Doha menampung ribuan pasukan Amerika dan menjadi pusat operasi utama di Timur Tengah.
Selain itu, Qatar memiliki cadangan gas alam cair (LNG) terbesar kedua di dunia yang memasok kebutuhan energi global.
Dengan demikian, menjamin keamanan Qatar bukan semata soal aliansi politik, melainkan juga perlindungan terhadap jalur energi internasional yang krusial bagi AS dan sekutunya.