TERITORIAL.COM, JAKARTA – Israel dan Palestina mencatat sejarah baru pada Senin (13/10), saat mereka menyelesaikan pertukaran besar sandera dan tahanan, menandai langkah penting untuk mengakhiri dua tahun perang di Gaza.
Hamas membebaskan seluruh sandera Israel yang masih hidup, sementara Israel membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina.
Pertukaran ini menandai fase pertama dari rencana perdamaian yang dimediasi Amerika Serikat dan membuka peluang stabilitas di kawasan.
Menyambut Para Sandera
Keluarga sandera memeluk orang terkasih mereka di “Hostage Square” Tel Aviv dengan tangisan dan sorak sorai.
Sementara itu, warga menyambut para tahanan Palestina dengan bendera dan foto di Gaza dan Tepi Barat.
Meski begitu, kesedihan tetap ada karena hanya empat jenazah sandera yang tewas berhasil dikembalikan.
Sekitar 26 jenazah sandera lainnya masih berada di Gaza, dan Israel akan melakukan uji forensik sebelum mengonfirmasi identitas mereka.
Tantangan Masih Menanti
Meski pertukaran ini membawa harapan, tantangan besar masih menanti karena Israel menuntut Hamas melucuti senjata, sementara Hamas menolak melakukannya sebelum negara Palestina diakui secara resmi.
Fase-fase selanjutnya dari rencana perdamaian Trump yang terdiri dari 20 poin penuh isu kompleks, sehingga negosiasi intensif diperlukan.
Lebih dari 90 persen bangunan di Gaza rusak atau hancur akibat perang, dan jutaan warga masih kekurangan pangan, air bersih, obat-obatan, serta tempat tinggal, meskipun gencatan senjata mulai berlaku sejak Jumat.
Trump Tiba di Israel dan KTT di Mesir
Presiden AS Donald Trump tiba di Israel tak lama setelah para sandera kembali ke keluarga mereka.
Di hadapan Knesset, Trump menyebut momen ini sebagai “fajar bersejarah di Timur Tengah yang baru” dan menegaskan bahwa perang yang menewaskan puluhan ribu orang kini resmi berakhir.
Selanjutnya, Trump memimpin KTT di Sharm el-Sheikh, Mesir, bersama lebih dari 20 pemimpin dunia, termasuk dari Mesir, Qatar, Turki, Prancis, dan Inggris.
Dalam KTT ini, AS, Mesir, Qatar, dan Turki menandatangani deklarasi untuk menjamin gencatan senjata dan mendorong proses perdamaian lebih lanjut.
Trump juga menyerukan negara-negara di Timur Tengah untuk menghentikan perseteruan lama demi membangun masa depan yang damai.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa rekonstruksi Gaza memerlukan demiliterisasi Hamas, penarikan pasukan Israel secara bertahap, dan membuka peluang perdamaian dengan Iran.
Fase Selanjutnya dari Rencana Perdamaian
Rencana perdamaian Trump yang terdiri dari 20 poin akan memasuki fase berikutnya, termasuk penarikan pasukan Israel dan pembentukan pemerintahan transisi di Gaza, dengan setiap fase saling terkait dan negosiasi sudah ‘dimulai’.
Perang Gaza yang meletus sejak tahun 2023 telah menewaskan lebih dari 67.000 orang, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang diakui PBB.
Pertukaran sandera ini membangkitkan harapan bahwa perdamaian abadi di Timur Tengah bukan lagi sekadar mimpi, tetapi langkah nyata menuju stabilitas jangka panjang.