Dunia

Jelang Pertemuan dengan Zelensky, Trump: Ukraina Tidak Akan Gabung NATO

TERITORIAL.COM, JAKARTA – Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO sebagai bagian dari kesepakatan damai dengan Rusia. Pernyataan ini muncul hanya beberapa jam sebelum ia menjamu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih, Senin (18/8).

Trump juga menegaskan bahwa tidak akan ada pengembalian wilayah Krimea yang dianeksasi Rusia sejak 2014. “Presiden Zelensky bisa mengakhiri perang dengan Rusia hampir seketika jika ia mau, atau memilih untuk terus berjuang,” tulis Trump di platform Truth Social.

Pernyataan itu datang usai pertemuan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pekan lalu, yang menghasilkan perubahan sikap AS: dari menuntut gencatan senjata menjadi mendorong perjanjian damai permanen.

Zelensky Minta Jaminan Keamanan Efektif

Setiba di Amerika Serikat pada Minggu malam, Zelensky kembali menekankan pentingnya jaminan keamanan yang nyata dari para sekutu. Ia menyinggung pengalaman Ukraina pada 1994 yang gagal mendapat perlindungan meski sudah dijanjikan “jaminan keamanan”.

“Krimea seharusnya tidak dilepas saat itu, sama seperti rakyat Ukraina tidak menyerahkan Kyiv, Odesa, atau Kharkiv setelah 2022,” tulis Zelensky melalui akun X resminya, @ZelenskyyUa.

Sementara itu, seorang utusan AS mengungkapkan bahwa Putin membuka kemungkinan perjanjian keamanan baru bergaya NATO untuk Ukraina, sebagai alternatif dari keanggotaan resmi yang terus ditolak Moskow.

Pertemuan dengan Para Pemimpin Eropa

Pertemuan di Washington ini menjadi sorotan karena dihadiri banyak pemimpin Eropa dalam waktu yang sangat singkat, sesuatu yang disebut belum pernah terjadi sebelumnya. Di antaranya Sekjen NATO Mark Rutte, PM Inggris Keir Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Italia Giorgia Meloni, Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Finlandia Alexander Stubb, serta Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Trump menulis di media sosial: “Hari besar di Gedung Putih besok. Belum pernah ada begitu banyak pemimpin Eropa hadir sekaligus. Suatu kehormatan besar bagi saya untuk menjamu mereka!!!”

Zelensky pun menyatakan rasa terima kasih atas undangan tersebut. Ia menegaskan bahwa Ukraina dan sekutu memiliki tujuan bersama: mengakhiri perang dengan cepat dan dapat diandalkan.

Kekhawatiran Tekanan terhadap Ukraina

Beberapa diplomat Eropa mengkhawatirkan Trump akan menekan Zelensky untuk menerima syarat damai tertentu, apalagi setelah pertemuan Trump-Putin di AS yang tidak melibatkan Ukraina. Namun, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio membantah isu itu. “Narasi media bahwa Zelensky akan dibully adalah hal bodoh,” ujarnya.

Sebelumnya, hubungan Washington-Kyiv sempat tegang setelah kunjungan Zelensky ke Gedung Putih pada Februari berakhir dengan pertengkaran antara dirinya, Trump, dan Wapres JD Vance. Trump bahkan menuding Zelensky “bermain-main dengan risiko Perang Dunia Ketiga”.

Sejak itu, sejumlah pemimpin Eropa berupaya memperbaiki hubungan kedua belah pihak. Zelensky pun mulai menggunakan bahasa yang lebih menekankan pada negosiasi dan kesepakatan, sesuai dengan gaya Trump.

Isu Wilayah Ukraina dan Konstitusi

Meski perundingan berlangsung, pasukan Rusia terus bergerak di lapangan dan kini menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina sejak invasi penuh Februari 2022.

Seorang utusan AS, Steve Witkoff, mengungkapkan bahwa Putin bersedia memberi “jaminan keamanan setara Pasal 5 NATO” sebagai kompromi. Namun, ia menekankan bahwa Rusia tetap menuntut kendali atas wilayah Donetsk dan Luhansk di Donbas.

Zelensky menegaskan konstitusi Ukraina tidak memungkinkan penyerahan wilayah. “Itu hanya bisa dibahas langsung antara pemimpin Ukraina dan Rusia, dengan Amerika sebagai mediator,” katanya dalam pertemuan virtual dengan pemimpin Eropa pada Minggu.

Harapan dan Realitas

Meski ada pembicaraan intensif, Menlu AS Marco Rubio mengingatkan publik agar tidak terlalu berharap cepat. “Kita masih jauh dari kesepakatan,” tegasnya.

Pertemuan di Washington ini dinilai sebagai salah satu momen diplomatik paling krusial sejak perang pecah, dengan taruhan politik dan keamanan internasional yang sangat tinggi.

Penulis: Kayla Dikta Alifia

taradea

About Author

You may also like

Dunia

Menteri pertahanan Indonesia dan Amerika Serikat kembali bertemu

Jakarta teritorial.com – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, kembali bertemu dengan koleganya, Menteri Pertahanan Amerikat Serikat, James Mattis, di akhir acara
Dunia

Arab Saudi Gagalkan Serangan Rudal yang Targetkan Bandara

Jakarta territorial.com- Pasukan pertahanan Arab Saudi berhasil menggagalkan serangan rudal yang diluncurkan dari wilayah konflik di Yaman, Sabtu (4/11/2017) malam