TERITORIAL.COM, JAKARTA – Pelabuhan Sidi Bou Said di Tunisia menjadi lokasi penyambutan terhadap armada kapal kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) untuk Gaza, pada Minggu (7/9).
Konvoi ini merupakan salah satu upaya terbesar komunitas internasional sebagai bantuan kemanusiaan untuk menembus blokade di Jalur Gaza.
Solidaritas Global untuk Gaza
GSF berangkat dari Spanyol dan Italia, dengan membawa semangat solidaritas dari 44 negara.
Terdapat 65 kapal yang terlibat dalam misi ini, dengan 24 kapal dari Spanyol, 21 dari Tunisia, 18 dari Italia, dan 2 dari Yunani.
Kedatangan kapal armada tersebut disambut hangat oleh warga Tunisia, relawan internasional, dan organisasi kemanusiaan yang berkumpul di pelabuhan.
Bantuan kemanusiaan ini menandai dimulainya perjalanan simbolis untuk melawan blokade Gaza.
Flotilla ini terinspirasi dari semangat “sumud”, istilah Palestina yang berarti keteguhan dalam menghadapi penindasan.
Indonesia Ikut Mengambil Peran
Indonesia turut serta dalam konvoi ini melalui Indonesia Peace Convoy, yang diinisiasi oleh Indonesia Global Palestine Coalition (IGPC).
Beberapa lembaga zakat anggota Forum Zakat, termasuk Rumah Zakat dan Dompet Dhuafa, turut berpartisipasi aktif.
Kehadiran Indonesia mempertegas dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina serta nilai kemanusiaan universal.
Dimensi Politik dan Kemanusiaan
Misi ini tidak sekadar mengirimkan bantuan, tetapi juga bertujuan untuk menggugah perhatian dunia terhadap krisis kemanusiaan di Gaza.
Blokade yang telah berlangsung bertahun-tahun membuat distribusi pangan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya terhambat masuk ke wilayah tersebut.
Selain itu, keberadaan flotilla ini juga memiliki makna politik. Kehadirannya mencerminkan penolakan komunitas internasional terhadap blokade, sekaligus memberikan tekanan kepada Israel agar membuka jalur akses kemanusiaan
Harapan di Tengah Rintangan
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, para peserta flotilla tetap berupaya untuk melanjutkan misi mereka menuju Gaza.
Relawan menegaskan bahwa setiap kapal yang berlayar tidak sekadar membawa bantuan, melainkan juga simbol perdamaian serta harapan bagi rakyat yang tertindas.
“Sesuatu yang kami perjuangkan ini bukan hanya terkait bantuan, tetapi menyangkut martabat kemanusiaan,” kata salah satu koordinator GSF.
Dengan dukungan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, armada kemanusiaan tersebut diharapkan mampu membuka akses yang lebih luas bagi bantuan internasional.
Kehadirannya juga diharapkan semakin menguatkan perhatian global terhadap penderitaan masyarakat Palestina di Gaza.