TERITORIAL.COM, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) meluncurkan program renovasi dan revitalisasi infrastruktur bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang kondisinya rusak berat atau sedang. Di tahun 2025, sebanyak 1.439 SMK di seluruh Indonesia telah dijadikan penerima bantuan untuk meningkatkan mutu sarana dan prasarana.
Tujuan & Sasaran Bantuan
Penerima prioritas adalah SMK yang memiliki kerusakan sedang hingga berat pada ruang kelas, ruang guru, administrasi, laboratorium, dan fasilitas pendukung seperti toilet dan ruang UKS.
Penentuan sekolah sasaran didasarkan pada data kondisi bangunan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024, yang digabung dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Setelah itu dilakukan verifikasi dan validasi agar bantuan tepat sasaran.
Baik SMK negeri maupun swasta memiliki peluang yang sama untuk memperoleh revitalisasi, selama memenuhi syarat seperti terdaftar di Dapodik dan memiliki status kepemilikan lahan yang jelas.
Implementasi & Realisasi Lapangan
Program revitalisasi untuk SMK dianggarkan sekitar Rp 2,75 triliun pada 2025.
Program revitalisasi satuan pendidikan (PAUD sampai SMK/SLB) mencapai target melampaui jumlah awal. Dari target awal 10.440 sekolah, jumlah penerima manfaat naik hingga 16.170 sekolah.
Di sektor vokasi (SMK dan pendidikan kejuruan khusus), target semula 982 satuan ditingkatkan menjadi 1.943 satuan pendidikan, termasuk 1.439 SMK.
Pada bulan September 2025, progres fisik revitalisasi telah mencapai sekitar 60 % dari target keseluruhan.
Contoh di SMK Negeri 1 Cibogo (Subang, Jawa Barat)
SMK Negeri 1 Cibogo mendapat alokasi sekitar Rp 1,359 miliar untuk:
- Rehabilitasi berat pada 3 ruang
- Rehabilitasi sedang pada 4 ruang
- Pembangunan fasilitas toilet
Hingga Oktober 2025, progres telah menembus lebih dari 60 persen, dengan target selesai pada November 2025.
Kepala sekolah melaporkan, revitalisasi merespon kebutuhan mendasar, beberapa ruangan sebelumnya sudah nyaris ambruk atau bocor saat hujan.
“Dulu kami sering kekurangan ruang dan sering bocor saat hujan; sekarang sudah tidak lagi,” ungkap seorang siswa Kelas XII.
Komitmen ke Depan & Catatan Penting
Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Kemendikdasmen, Saryadi, menegaskan bahwa program revitalisasi tidak berhenti di 2025. Pemerintah akan mengalokasikan kembali anggaran agar sekolah-sekolah yang belum tertangani juga dapat diperbaiki.
Pada aspek teknis, sekolah swasta harus memastikan lahan atas nama yayasan atau badan hukum agar dapat diusulkan.
Selain itu, revitalisasi ini menjadi bagian dari strategi yang lebih luas dalam kerangka Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025, yang mengatur percepatan pembangunan infrastruktur pendidikan dari PAUD hingga SMA.