Jakarta, Teritorial.com – Langkah diplomasi ekonomi baru terjalin antara Indonesia dan Tiongkok melalui kunjungan resmi CEO Garuda Ventrue Capital, Denia Yuniarti Abdussamad, ke Shanghai Advanced Institute of Finance (SAIF) pada 24 Juli 2025. Pertemuan strategis ini membuka peluang kolaborasi di berbagai sektor prioritas, mulai dari logistik rantai dingin hingga program edukasi internasional.
“Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya memperluas konektivitas strategis Indonesia–Tiongkok, khususnya dalam logistik, energi, dan penguatan kapasitas SDM lintas sektor,” ungkap Denia Samad yang juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama LBP Enterprises.
Shanghai Advanced Institute of Finance bukanlah institusi sembarangan. Bernaung di bawah Shanghai Jiao Tong University yang masuk dalam 50 perguruan tinggi terbaik dunia, SAIF telah melahirkan para pemimpin bisnis dan pembuat kebijakan di seluruh Asia.
Didirikan dengan dukungan penuh Pemerintah Kota Shanghai, institusi ini fokus pada pendidikan keuangan, riset makroekonomi, dan pengembangan kepemimpinan strategis dengan pendekatan global. Kurikulum yang dikembangkan oleh akademisi dan praktisi terkemuka dunia, ditambah jaringan kuat dengan institusi keuangan internasional, menjadikan SAIF pilihan ideal untuk membangun kolaborasi lintas negara yang berkelanjutan.
Pertemuan hangat antara SAIF dan Garuda Ventrue Capital menghasilkan empat fokus utama kerja sama yang akan memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok:
1. Program Edukasi APEX GLOBAL
Inisiasi program pertukaran edukatif inovatif yang dirancang khusus untuk memperkuat literasi keuangan dan kepemimpinan lintas negara. Program ini terbagi dalam tiga segmen: C-Level Financial Club untuk para eksekutif senior, G-Level Leadership Program untuk pejabat pemerintah, dan Student Financial Bootcamp untuk generasi muda.
2. Cold Logistics & Infrastruktur
Eksplorasi mendalam dalam pengembangan rantai dingin dan infrastruktur transportasi modern. Kerja sama ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan nasional dan meningkatkan efisiensi distribusi di seluruh Indonesia.
3. Energi Berkelanjutan
Pembahasan peluang kolaborasi dalam proyek energi bersih dan terbarukan, termasuk skema pembiayaan inovatif dan transfer teknologi antarmitra strategis untuk mendukung target net-zero emission kedua negara.
4. Strategi Cross-Border IPO & M&A
Diskusi awal mengenai pendampingan dual listing dan ekspansi regional perusahaan Indonesia di pasar modal Tiongkok dan kawasan Asia, membuka peluang akses modal yang lebih luas bagi korporasi Indonesia.
Sebagai tindak lanjut konkret, Prof. Jie Hu, Professor of Practice dan Executive Director of Southeast Asia Center di SAIF, dijadwalkan melakukan kunjungan ke Indonesia pada akhir September 2025. Kunjungan ini diposisikan sebagai momentum penting untuk memperkuat hubungan kelembagaan dan menciptakan sinergi nyata antara institusi pendidikan, sektor logistik, energi, serta pasar modal kedua negara.
Sebelum ke Indonesia, Prof. Jie Hu akan tampil sebagai pembicara utama dalam forum strategis di Shanghai pada 29 Juli 2025 dengan tema “Meraih Peluang Lebih Awal, Ekspansi ke Indonesia: Forum Pertemuan dengan Dana Investasi Pemerintah Indonesia”. Forum ini akan mengupas tuntas peluang investasi dan strategi ekspansi bagi perusahaan Tiongkok yang berminat memasuki pasar Indonesia.
Prof. Jie Hu membawa pengalaman internasional yang sangat kaya. Pria yang pernah menjabat sebagai Senior Financial Economist di Federal Reserve Bank of Atlanta ini juga memiliki track record gemilang di Bankers Trust (Hong Kong), BankBoston Greater China, dan Precom Inc.
Sepulang ke Tiongkok, ia mendirikan beberapa startup teknologi, termasuk yang kemudian diakuisisi oleh UFIDA, perusahaan perangkat lunak bisnis terbesar di Asia. Pada periode 2016-2017, ia memperkuat portofolionya dengan menjadi CEO unit finansial Xunlei Inc., perusahaan teknologi Tiongkok yang terdaftar di NASDAQ.
Pertemuan di kampus SAIF-Shanghai Jiao Tong University ini dihadiri tokoh-tokoh strategis dari berbagai sektor. Selain Prof. Jie Hu dan Denia Samad, hadir pula Dr. Lucky Bayu Purnomo (Global Economist dan Founder LBP Enterprises), Vivian (Senior Associate SAIF), Fathan Sembiring (lulusan Peking University yang fokus pada hubungan Indonesia-Tiongkok), Mrs. Maggie (spesialis industri kreatif Tiongkok), dan Mr. Xin (Chairman Chinese Medical Association).
Kehadiran para tokoh lintas sektor ini menunjukkan keseriusan kedua belah pihak dalam membangun fondasi kerja sama yang solid dan komprehensif.
Inisiasi ini dipandang sebagai langkah strategis dalam memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia-Tiongkok di era multipolar. Dengan fokus pada sektor-sektor prioritas seperti edukasi, logistik, energi berkelanjutan, dan pasar modal, kerja sama ini berpotensi membawa dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Bagi Indonesia, kolaborasi ini membuka akses terhadap teknologi canggih, pembiayaan internasional, dan jaringan global yang luas. Sementara bagi Tiongkok, pasar Indonesia yang besar dan dinamis menawarkan peluang investasi dan ekspansi bisnis yang menjanjikan.
Langkah selanjutnya akan ditentukan dalam kunjungan Prof. Jie Hu ke Indonesia pada September mendatang, yang diharapkan dapat mengkonkretkan berbagai rencana kerja sama yang telah dibahas dalam pertemuan Shanghai ini.
(*)