TERITORIAL.COM,JAKARTA – Tingginya keluhan masyarakat terhadap kualitas dan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia belakangan ini memicu perbandingan dengan negara tetangga, khususnya Malaysia. Lantas, Bagaimana Malaysia mampu menyediakan BBM berkualitas tinggi dengan harga yang relatif terjangkau?
Sistem Penetapan Harga BBM Malaysia
Malaysia menerapkan sistem penetapan harga BBM yang transparan dan teratur. Pemerintah Malaysia melalui Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Hal Ehwal Pengguna (KPDNHEP) mengumumkan harga BBM setiap minggu berdasarkan fluktuasi harga minyak dunia.
Harga BBM di Malaysia dikategorikan berdasarkan nilai oktan atau Research Octane Number (RON). Semakin tinggi angka RON, semakin baik kualitas pembakaran di mesin kendaraan, terutama untuk mobil-mobil keluaran terbaru.
Per 22 September 2025, harga BBM di Malaysia adalah:
- Bensin RON 95: RM 2,05 (sekitar Rp 8.073)
- Bensin RON 97: RM 3,21 (sekitar Rp 12.640)
- Diesel Euro 5: RM 2,93 (sekitar Rp 11.530)
Sebagai perbandingan, bensin RON 95 Malaysia memiliki kualitas lebih tinggi dibandingkan Pertamax (RON 92) di Indonesia, dan setara dengan produk premium seperti Shell V-Power atau BP Ultimate.
Kebijakan Subsidi Terbaru Malaysia
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim baru-baru ini mengumumkan penurunan harga bensin RON 95 menjadi RM 1,99 (sekitar Rp 7.840) per liter mulai 30 September 2025. Kebijakan ini akan menguntungkan lebih dari 16 juta warga Malaysia yang memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang sah.
Subsidi ini bersifat universal untuk seluruh warga negara Malaysia tanpa memandang tingkat pendapatan. Namun, warga asing tidak mendapat subsidi dan tetap harus membayar harga pasar sekitar RM 2,60 per liter (sekitar RP 10.261).
“Manfaat ini diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh warga negara Malaysia dalam menyambut Hari Kemerdekaan,” ungkap Anwar Ibrahim.
Mengapa BBM Malaysia Bisa Murah?
1. Subsidi Selektif
Malaysia hanya memberikan subsidi untuk bensin RON 95, sementara RON 97 dijual dengan harga pasar. Strategi ini memungkinkan pemerintah mengontrol anggaran subsidi sambil tetap menyediakan BBM berkualitas untuk masyarakat umum.
2. Kapasitas Ekonomi yang Kuat
Faktor penting lainnya adalah kekuatan ekonomi Malaysia. GDP per kapita Malaysia tahun 2020 mencapai 10.401 dollar AS (sekitar Rp 149,40 juta), tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang hanya 3.869 dollar AS (sekitar Rp 55,57 juta).
3. Daya Beli yang Tinggi
Menurut laporan Picodi yang dikutip dari The Malaysian Reserve, Malaysia berada di peringkat kelima dunia untuk rasio keterjangkauan bensin terhadap gaji rata-rata. Satu gaji bulanan warga Malaysia dapat membeli 1.707 liter bensin, jauh lebih tinggi dibandingkan banyak negara lain.
Perbandingan Regional
Meski BBM Malaysia relatif murah, namun bukan yang termurah di Asia Tenggara. Brunei Darussalam masih unggul dengan harga:
- Shell Regular (RON 90): sekitar Rp 3.800 per liter
- Shell Super (RON 92): sekitar Rp 5.500 per liter
- Shell V-Power (RON 95): sekitar Rp 8.500 per liter
Tantangan Indonesia
Keluhan terhadap kualitas BBM Pertamina di Indonesia terus meningkat. Banyak konsumen mengeluh BBM Pertamina lebih boros, menurunkan performa mesin, bahkan ada yang tercampur air. Sentimen negatif terhadap produk BBM Pertamina mencapai 88,6 persen berdasarkan pemantauan media sosial.
Perbandingan dengan Malaysia menunjukkan perlunya reformasi sistem BBM Indonesia, baik dari segi kualitas produk, transparansi harga, maupun efisiensi subsidi.
Malaysia membuktikan bahwa dengan kebijakan yang tepat, negara dapat menyediakan BBM berkualitas tinggi dengan harga terjangkau bagi rakyatnya.
Keberhasilan Malaysia dalam mengelola sektor BBM dapat menjadi patut ditiru Indonesia dalam memperbaiki sistem energinya ke depan.