EKOBIZ

Sri Mulyani Sebut IMF dan Bank Dunia Harus Adaptif Hadapi Krisis Global

Jakarta, Teritorial.com – Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati menegaskan, lembaga-lembaga keuangan internasional, seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) harus mampu terus beradaptasi dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks dan berubah cepat.

Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam pertemuan bersama para penasihat eksternal Bretton Woods Institutions (BWI) yang berlangsung di Gedung Maramis, kompleks Kementerian Keuangan. Pertemuan ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan peringatan 80 tahun berdirinya BWI.

Dalam diskusi tersebut, Sri Mulyani berdialog dengan dua penasihat eksternal yang ditunjuk langsung oleh pimpinan lembaga keuangan dunia, yakni Patrick Jerome Achi, mantan perdana menteri Republik Pantai Gading, dan George Mark The Lord Malloch-Brown, mantan perdana menteri sekaligus menteri keuangan Cook Islands.

BWI harus terus beradaptasi dengan perubahan kondisi yang makin dinamis, termasuk geopolitik yang makin terbelah dan terfragmentasi,” ujar Sri Mulyani dikutip dari unggahan akun Instagram resminya @smindrawati, Selasa (1/7/2025).

Sri Mulyani menyoroti berbagai tantangan lintas negara yang dihadapi saat ini, mulai dari krisis iklim, dampak pandemi global, pesatnya perkembangan teknologi digital, hingga tekanan demografi dan arus migrasi. Selain itu, eskalasi konflik dan perang di sejumlah kawasan dunia turut menjadi perhatian utama dalam forum ini.

Menurutnya, kompleksitas tantangan tersebut mengharuskan IMF dan Bank Dunia untuk memperbarui cara kerja dan pendekatannya agar tetap relevan serta mampu menjawab kebutuhan dan harapan 191 negara anggotanya.

Sri Mulyani juga mengingatkan kembali bahwa lembaga-lembaga keuangan multilateral tersebut didirikan sebagai respons atas kehancuran global pasca Perang Dunia II. Sejak awal, mandat utamanya adalah membantu rekonstruksi negara dan menjaga stabilitas ekonomi internasional.

“BWI adalah lembaga pembiayaan pembangunan multilateral yang diciptakan setelah Perang Dunia ke-2 untuk tujuan rekonstruksi negara-negara yang mengalami kehancuran pasca perang, serta untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan global,” tulisnya.

Pertemuan ini digagas oleh Managing Director IMF Kristalina Georgieva dan Presiden World Bank Group Ajay Banga. Keduanya menunjuk sejumlah penasihat eksternal untuk memberikan pandangan strategis tentang masa depan BWI dan reformasi yang diperlukan agar institusi tersebut tetap tangguh dan inklusif dalam menjawab tantangan zaman di usianya yang ke-80.

Olivia Astari

About Author

You may also like

Daerah EKOBIZ

Kisah Si Radja Cendol di Sequis Talk

Jakarta, Teritorial.com –  Berawal dari sebuah gerobak cendol sederhana terbuat dari kayu, Danu Sofwan mengawali bisnisnya dengan berjualan cendol yang
Daerah EKOBIZ

Lonjakan Harga Tinggi, Bitcoin Dilarang BI

 Jakarta,  Teritorial.com – Memasuki era dimana hampir semuanya dapat  didigitalisasikan, Bitcoin menjadi salah satunya fenomena yang sedang marak diperbincangkan, terkait