Papua Barat, Teritorial.Com – Tidak hanya kaya dengan kandungan aneka tambang dan batubara, migas dan minyak yang tersimpan di tanah Papua dikabarkan juga menjadi incaran utama sejumlah investor dari perusahaan-perusahaan Cina, negara-negara Eropa, dan Amerika Serikat (AS) menyatakan memiliki minat tinggi untuk melakukan investasi minyak dan gas bumi (migas) di Papua, Indonesia.
Khususnya AS yang sebelumnya telah lama menaruh investasi di Papua sejak kontrak karya pertama PT Freeport Indonesia, tentunya eksplorasi penemuan cadangan migas di Papua yang direncanakan akan mengawali tahapan eksplorasi pada tahun 2019, merupakan tawaran yang sangat menggiurkan.
“Tahun depan akan dimulai, kami akan berkolaborasi dengan pemerintah setempat,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi dalam keterangan resmi, Papua Barat, Selasa (24/7/2018).
Amien menyatakan, banyak data sudah menyebutkan kandungan migas di Papua besar, tergantung dari wilayah setempat. Karenanya, banyak investor yang ingin berinvestasi. Kendati demikian, Amien belum menyebutkan nama perusahaan secara detail. Guna memaksimalkan pemanfaatan migas dalam negeri, maka potensi lokal migas di wilaya Papua terus dikembangkan. Misalnya, dengan meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya.
Sekadar diketahui, sesuai program Nawacita dari kabinet Presiden Joko Widodo, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan meresmikan Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas Teluk Bintuni (P2TIM-TB) yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan sektor industri dan migas dalam menciptakan pekerja kompeten.
“Ini adalah salah satu jawaban untuk menurunkan pengangguran, seperti program Nawacita. Banyak perusahaan besar untuk lapangan pekerjaan. Karena kita otonomi khusus untuk memberi kesempatan bagi orang asli papua, untuk bisa dapat pekerjaan,” kata Dominggus.
Devestasi 51% Saham PT Freeport Untuk Investasi Migas?
Ketertarikan sejumlah negara besar terutama AS untuk kembali berinvestasi di tanah Papua khsusnya bagian dari rencana eksplorasi di tahun 2019 tersebut menghadirkan pertanyaan tersendiri bagi negeri Paman Sam tersebut dimana, sebelumnya dalam kontrak karya PT Freeport Indonesia yang kedua AS rela melakukan devestasi sejumlah 51% saham ke Indonesia.
Di sisi lain, Gubernur Papua Barat meresmikan pelatihan di Bintuni yang merupakan salah satu program unggulan pemerintah kabupaten Teluk Bintuni sebagai salah satu daerah penghasil migas di Papua Barat. Pemerintah setempat bekerja sama dengan PT Petrotekno sebagai mitra untuk mengelola dan menyelenggarakan pelatihan teknik industri dan migas di Kabupaten Teluk Bintuni.
Diterangkan bahwa, pusat pelatihan ini akan memberikan program baik dengan akreditasi nasional dan internasional. P2TIM-TB dibangun di atas lahan seluas 9.300 meter persegi di Kampung Beimes, Distrik Bintuni Timur dilengkapi dengan asrama siswa.
Angkatan pertama ini berjumlah 100 orang, yang akan menjalani pelatihan selama empat bulan. Sebesar 90 persen siswa pelatihan angkatan pertama merupakan putra daerah Kabupaten Teluk Bintuni. “Ini tanggung jawab kita semua, tapi masyarakat masih biasa semua belum sejahtera, padahal sumber daya alam melimpah. Maka ini harus dibangun semua,” katanya seperti dikutip dari Antara. (SON)