Jakarta, Teritorial.Com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan bahwa bank asal Jepang, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd akan menjadi pemimpin dalam membantu PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membeli saham PT Freeport Indonesia.
Bank tersebut akan memimpin 11 bank pemberi pinjaman ke Inalum. Deputi Bidang Usaha Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan bahwa bank tersebut nantinya yang mengatur pinjaman untuk Inalum.
Sesuai kesepakatan awal (Head of Agreement/HoA) yang ditandatangani oleh pemerintah dengan Freeport-McMoRan Inc 12 Juli lalu, Inalum akan membeli saham Freeport Indonesia dengan nilai US$3,85 miliar atau Rp55,4 triliun. Fajar mengatakan bahwa Bank Mitsubishi dipilih karena mereka memberikan tawaran yang kompetitif untuk Inalum. “Karena bunga yang mereka tawarkan paling kecil, makanya dipilih,” katanya seperti dikutip dari Antara, Kamis (2/8/2018).
Sesuai kesepakatan awal (Head of Agreement/HoA) yang ditandatangani oleh pemerintah dengan Freeport-McMoRan Inc 12 Juli lalu, Inalum akan membeli saham Freeport Indonesia dengan nilai US$3,85 miliar atau Rp55,4 triliun. Fajar mengatakan bahwa partisipasi perbankan untuk ikut dalam memberikan pinjaman melalui sindikasi tersebut bisa melalui delapan sampai 11 bank, tergantung kebutuhan Inalum.
Keberadaan Bank Jepang tersebut sebagai pemimpin dari 11 bank asing lainnya tentu menjadi pertanyaan sendiri soal pelepasan 51% devestasi saham Freepot yang sebelumnya digadang-gadang sebagai bentuk keberhasilan pemerintah melakukan nasionalisasi sebagian dari saham PT Freepot. Dengan mekanisme pembiayaan yang kembali ke tangan asing menandakan ketidaksiapan pemerintah dalam memagang penuh kendali atas pelepasan 50% saham Freepot tersebut.
Fajar menambahkan partisipasi perbankan untuk ikut memberikan pinjaman melalui kredit sindikasi ini bisa melalui delapan sampai sebelas bank, tergantung dari kebutuhan Inalum. Bank Mitsubishi dipilih menjadi bank pemberi pinjaman untuk Inalum karena bunganya yang rendah. “Paling kecil, makanya kenapa Jepang? Karena bunganya paling kecil,” kata Fajar.