Jakarta, Teritorial.Com – Dibuka perkasa, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan, Senin (19/11/2018). Hal tersebut melanjutkan tren penguatan dalam satu pekan terakhir. Laju mata uang rupiah belum terbendung saat dolar mengalami tekanan di awal sesi.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka menguat menjadi Rp14.586/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah kembali melawan baik dibandingkan posisi perdagangan Jumat kemarin di level Rp14.594/USD.
Dikutip dari SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah juga lebih tinggi ke posisi Rp14.590/USD. Rupiah menunjukkan penguatan di pertengahan bulan November untuk menjadi sinyal positif agar terus di zona hijau sejak akhir pekan.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi melompat menuju Rp14.600/USD dengan pergerakan harian Rp14.515 hingga Rp14.649/USD. Peringkat tersebut menjadi sinyal berbaliknya rupiah, meski tidak terlalu besar setelah tertahan pada posisi Rp14.608/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange melesat jauh ke level Rp14.545/USD dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp14.611/USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.545-Rp14,610/USD.
Di sisi lain Dolar sedikit lebih rendah terhadap rival utamanya pada hari Senin setelah pejabat Federal Reserve menyatakan kehati-hatian atas prospek pertumbuhan global. Seperti dilansir Reuters, hal tersebut mendorong para pelaku pasar untuk menilai kembali laju kenaikan suku bunga AS di masa mendatang.
Seperti diketahui mata uang AS telah menikmati lompatan kuat tahun ini berkat pengetatan kebijakan Fed yang stabil di belakang penguatan ekonomi dan meningkatnya tekanan upah. Kenaikan suku bunga keempat untuk tahun ini diharapkan terjadu bulan depan dan pembuat kebijakan telah mengindikasikan dua lagi pada Juni 2019.
Namun komentar pada hari Jumat oleh Richard Clarida, wakil ketua Fed yang baru diangkat, meletakkan ekspektasi pasar untuk menguj kecepatan pengetatan yang stabil. Clarida memperingatkan tentang perlambatan pertumbuhan global, mengatakan “itu adalah sesuatu yang akan relevan” untuk prospek ekonomi AS.
Sentimen tersebut membuat Indeks dolar, yang mengukur nilainya versus enam mata uang utama diperdagangkan sedikit lebih lemah ke level 96,45. Angka ini menambah penurunan 0,5% sejak hari Jumat. Indeks dolar telah mencapai posisi tertinggi 16 bulan di 97,69 pada 12 November, lalu.
Yen Jepang mengalami sedikit keuntungan menjadi 112,70 terhadap dolar. Dolar kehilangan 0,9% terhadap yen karena para para pelaku pasar bergegas ke mata uang Jepang yang safe-heaven seiring kekhawatiran atas ketegangan perdagangan AS versus Chuina dan risiko politik di Eropa terkait negosiasi Brexit dan anggaran Italia.