New York, Teritorial.Com – Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar mengutarakan pentingnya memperkuat kerja sama ekonomi RI – AS. Indonesia dapat menjadi alternatif sumber produk dan tujuan investasi bagi Amerika Serikat (AS) terutama ditengah perkembangan ekonomi global saat ini.
“Karenanya, melihat peluang dan kesempatan ini, Indonesia menargetkan peningkatan perdagangan dengan AS sebesar dua kali lipat dalam 5 tahun,” ujar Mahendra Siregar dalam Business Forum on Trade, Tourism, and Investment: A Global Value Chain Perspective di New York, Senin (18/11).
Kepala BKPM yang turut hadir dalam forum bisnis tersebut, Bahlil Lahadalia dalam video presentasinya menyampaikan arahan Presiden yang meminta semua perizinan kementerian dan lembaga dipusatkan ke BKPM termasuk insentif pajak demi mempercepat realisasi Investasi.
Kepala BKPM juga sampaikan optimisme pertumbuhan investasi di Indonesia dengan sekitar 700 triliun rupiah investasi (baik PMA maupun PMDN) yang siap dieksekusi dan sekitar 1000 Trilliun rupiah rencana investasi yang siap masuk ke Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyampaikan bahwa AS dan Indonesia merupakan dua mitra dagang yang komplementer dan bukan kompetitor dengan nilai total perdagangan 29 milyar dolar AS pada 2018 lalu.
Untuk menarik investor, Wamendag menyampaikan pula mengenai kebijakan perdagangan Indonesia – AS untuk peningkatan ekspor melalui integrasi ke dalam rantai nilai global, penyerdehanaan prosedur, efisiensi logistik, serta diplomasi ekonomi dan pengembangan pasar.
Untuk itu, di bawah koordinasi KBRI Washington DC, Indonesia telah mengidentifikasi sejumlah produk utama untuk ditingkatkan perdagangannya yang mencakup produk tekstil, produk karet, alas kaki, mesin elektronik, dan furniture. Selain itu, telah identifikasi pula beberapa produk potensial seperti produk kimia, mainan anak, travel goods dan kertas. Sementara upaya peningkatan beberapa produk strategis RI – AS seperti mesin, produk plastik, dan suku cadang kendaraan masih memerlukan investasi untuk peningkatan daya saing dan produksinya.
Konsul Jenderal RI New York, Dr Arifi Saiman dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema besar BFTTII tahun 2019 “Promoting Trade and Investment in Indonesia: A Global Value Chain Perspective” merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Jokowi untuk memberikan prioritas investasi kepada sektor manufaktur selain infrastruktur dan jasa (human capital). Konjen RI juga sampaikan bahwa tindak lanjut dari kegiatan ini adalah rencana pengiriman pengiriman misi investasi dan misi dagang AS ke Indonesia pada tahun depan.
Dilansir dari webiste resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI), Indonesia dan AS sendiri membukukan peningkatan nilai perdagangan dalam tiga tahun terakhir, dari USD 25,2 miliar (2016) menjadi USD 29 miliar (2018). Dalam lima tahun terakhir, AS juga tercatat sebagai sumber investasi asing terbesar kedelapan di Indonesia dengan nilai realisasi investasi USD 6,6 miliar, belum termasuk sektor hulu Migas dan keuangan.
BFTTII tahun 2019 merupakan kerja sama KJRI New York dengan Indonesian Investment Promotion Center, Bank Indonesia New York, BRI New York, BNI New York, Bank Mandiri Cayman Islands dan Indonesian Trade Promotion Center Chicago, serta didukung oleh American Indonesian Chamber of Commerce New York telah menghadirkan lebih dari 150 investor dan pebisnis AS pada Kegiatan Business Forum on Trade Tourism, and Investment di Hotel Intercontinental Times Square, New York, Amerika Serikat.