Jakarta, Teritorial.com – Peduli terhadap kesehatan masyarakat Indonesia di tengah menjamurnya berbagai bentuk penyakit struktural di masyarakat seperti diabetes, kolestrol, penyakit kencing manis dll. Kalbe segabai produk Health Care ternyata juga berkontribusi dalam segi ekonomi.
Ditemui teritorial.com dalam Talk Show yang bertajuk H2 Health & Happiness, jakarta (31/1/2018). Deputi Director Corporate Business Development PT Kalbe Farma TBk. FX Widiyatmo, menyampaikan bahwa Kalbe sebagai perusahaan health care berharap dengan produk-produk kesehatan yang dihasilkan nantinya akan turut bersumbangsih terhadap pendapatan devisa negara.
“Hal ini tidak hanya berkaitan dengan 17.500 pegawai Kalbe di seluruh Indonesia, namun juga menyentuh pada aspek-aspek tertentu misalnya tadi mengenai produk kelapa, bayangin saja dari satu saja bahan produksi kelapa yang kita butuhkan, itu menghidupkan ribuan warga karena mereka harus memasok kebutuhan kelapa kita itulah yang sebenernya kalo dihitung nilai ekonomisnya jadi sangat-sangat luas”, jelasnya Widi.
“Selain itu aspek positif yang secara tidak langsung kita dapatkan juga mengenai berbagai bentuk edukasi dan bentuk layanan yang kita tawarkan nah logikanya kalo seluruh masayarakat Indonesia sehat pastinya itu akan berdampak efisien terhadap pengeluaran mereka untuk kesehatan”. terang Widi kepada para awak media.
“Tidak hanya itu, Kalbe sebagai Industri obat-obatan juga pastinya membutuhkan mata rantai dari mulai bahan, produksi hingga proses distribusi dan semuanya pasti bernilai ekonomis karena melibatkan banyak pihak”. tegasnya.
Di Indonesia sendiri, Kalbe juga sudah Go Internasional dimana export sudah dilakukan kebeberapa negara ASEAN, Nigeria bahkan sudah mendirikan pabrik perwakilan di Srilanka. “Kita berharap dengan ini yah selain visi kita yaitu menyehatkan masyarakat Indonesia di Bisnis sendiri kita harus bersumbangsih terhadap pendapatan negara”, pungkasnya.
Dlam Talk Show yang digelar tersebut turut hadir Kepala Subdirektorat Diabetes Melitus drg. Dyah Erti Mustikawati, Ahli Gizi Klinis dr. Cindiawaty josito, Kepala Pengembangan Layanan Analisis Pangan IPB Didah Nur Farida. (SON)