Indonesia Kini Raksasa Ekonomi Internet di ASEAN

0

JAKARTA, Teritorial.com – Di tengah a-pikuk masalah sosial dan politik di dalam negeri, Indonesia justru kian diakui sebagai salah satu kekuatan ekonomi yang tengah bangkit. Bahkan di level regional, Indonesia turut menjadi motor penggerak ekonomi berbasis internet di Asia Tenggara, yang tahun ini nilai peredarannya sudah menembus US$100 miliar.

Demikian ungkap tim riset Google dalam dokumen presentasi mereka yang berjudul “e-Conomy SEA 2019: Swipe up and to the right: Southeast Asia’s $100 billion internet economy.” Riset tahunan yang dijalankan sejak 2016 itu menggandeng perusahaan asal Singapura, Temasek, dan kali ini juga melibatkan Bain & Company.

Mereka mendata perkembangan ekonomi digital atau yang berbasis internet di lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam. Negara-negara itu dipandang sebagai kekuatan-kekuatan ekonomi utama di Asia Tenggara.

Namun untuk ekonomi berbasis Internet, riset dari Google cs ini memastikan bahwa Asia Tenggara merupakan kawasan yang paling pesat di dunia. Padahal, sepuluh tahun lalu, empat dari lima negara Asia Tenggara itu hanya punya akses yang sangat terbatas ke Internet, bahkan ada yang belum punya koneksi sama sekali.

Kini, negara-negara Asia Tenggara memiliki jumlah pengguna internet mobile paling banyak di dunia. Sedikitnya 360 juta dari total 570 juta warga di Asia Tenggara sudah berstatus pengguna internet dan 90 persen di antaranya biasa mengakses internet lewat ponsel pintar masing-masing.

Sudah terkoneksi dengan Internet mobile, ponsel pintar tidak lagi sekadar alat komunikasi, berkirim pesan, maupun mencari hiburan dan informasi. Lewat ponsel pula, orang sudah bisa berbelanja, berbisnis, dan bertransaksi secara ringkas tanpa perlu antre di bank atau toko.

Itu lah esensi dari ekonomi berbasis internet, hal yang langka ditemui beberapa tahun yang lalu. Sehingga muncul anggapan populer, “Dompet ketinggalan di rumah, masih bisa pinjam uang dari teman, namun kalau ponsel yang ketinggalan malah bisa mati angin – alias sulit beraktivitas.”

Ekonomi berbasis Internet itu lah yang kini tak lagi sekadar gaya hidup. Namun ini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

Keunggulan Indonesia

Berbicara soal Indonesia, riset dari Google pun mengakui bahwa negara ini termasuk satu dari dua tulang punggung ekonomi internet di Asia Tenggara. Satu lagi adalah Vietnam.

Ini bukan karena Indonesia negara yang paling luas maupun memiliki jumlah penduduk terbanyak di Asia Tenggara – sekitar 264 juta jiwa, atau hampir setengah dari total populasi di kawasan tersebut. Namun karena banyak orang Indonesia sudah terkoneksi dengan Internet dan menjalankan ekonomi berbasis digital.

Tahun ini ekonomi internet di Indonesia diperkirakan senilai US$40 miliar. Perkembangannya pun pesat sekali. Menurut survei Google, ekonomi internet di Indonesia tumbuh lebih dari empat kali lipat sejak 2015, dengan pertumbuhan rata-rata 49% per tahun. Tidak heran, sebagai ekonomi internet terbesar dan berkembang paling pesat di Asia Tenggara, Indonesia diproyeksikan bisa menembus US$130 miliar pada 2025.

Pesatnya perkembangan itu ditandai dengan makin moncernya bisnis di sektor e-Commerce dan transportasi berbasis online. Sektor-sektor ini bersaing secara ketat, baik dari sesama pelaku bisnis nasional maupun dengan kompetitor yang berbasis di luar negeri. Moncernya bisnis itu juga ditunjang oleh makin banyak konsumen yang menerapkan pembayaran digital alias e-money atau cashless.

Bila bisnis berjalan lancar, investasi pun diyakini akan mengucur deras. Tahun ini, kucuran modal baru bagi ekonomi internet yang mengucur ke Indonesia diprediksi bakal menyamai rekor yang dibuat 2018 lalu, yaitu hampir US$4 miliar.

Namun, survei tersebut meyakini, pelibatan investasi yang masuk ini tampaknya masih akan didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang dulu berstatus rintisan (startup) yang kini sudah menjelma menjadi raksasa baru (unicorn), seperti Bukalapak, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka. Sedangkan unicorn yang berbasis di Singapura, namun sudah tajam menancapkan kuku di pasar Indonesia, Grab, juga telah mengumumkan komitmen senilai miliar dolar untuk mengucurkan investasi ke negeri ini dalam beberapa tahun mendatang.

Share.

Comments are closed.