Teritorial.com – PT Waskita Toll Road (WTR) pada tahun ini berminat menjual dua ruas tol miliknya, yakni Solo–Ngawi dan Ngawi–Kertosono. Diketahui terdapat dua perusahaan asal Hong Kong yang telah berminat membeli kedua ruas tol tersebut.
Direktur Utama Waskita Toll Road Herwidiakto menargetkan pada Agustus nanti dapat dicapai kesepakatan dengan investor Hong Kong. “Sekarang tetap masih proses. Yang dari Hong Kong itu lebih serius,’’ katanya, Kamis (11/7).
Penawaran jalan tol tersebut sebenarnya juga dibuka kepada perusahaan dalam negeri Namun, harga yang ditawarkan perusahaan dalam negeri masih di bawah investor dari Hongkong. ’’Duitnya pas-pasan kalau dalam negeri,’’ jelasnya.
Rencananya Waskita akan menjual 18 ruas tol miliknya dengan mendivestasi dua jalan tol setiap tahunnya. “Dua-dua tiap tahun. Tahun depan dua. Belum tahu yang mana,’’ tambahnya.
Langkah tersebut dilakukan sebagai cara perseroan guna menjaga keuangan agar tetap sehat seperti yang dikatakan oleh Direktur Utama Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra. Terutama mengingat bisnis utama perseroan sebenarnya adalah kontraktor, bukan operator tol.
’’Kalau divestasi enggak jalan, Waskita tidak mampu lagi investasi karena strategi awal masuk tol bukan sebagian operator tol, melainkan developer,’’ ujarnya.
PT Waskita Karya Tbk memutuskan ruas tol yang akan dijual emiten dengan kode dagang WSKT tersebut adalah ruas tol yang sudah 100 persen selesai dibangun untuk menghindari masalah yang mungkin terjadi ke depan dengan investor yang membelinya.
Di tengah kondisi tahun politik di mana banyak investor yang melakukan aksi wait and see, Waskita akan jemput bola dengan melakukan road show ke beberapa negara yang memiliki pembeli potensial seperti Dubai, Prancis, maupun Hong Kong untuk menawarkan divestasi ruas tol miliknya.
Biasanya, perseroan hanya menunggu investor yang tertarik untuk membeli konsesi dan kemudian baru melakukan transaksi.
Utang perseroan yang pada tahun 2018 mencapai Rp 64 triliun juga akan ditekan pada 2019 hingga Rp 60 triliun untuk menjaga kinerja keuangan.