Jakarta, Teritorial.com – Penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (USD) dikabarkan kembali terjadi pada hari ini. Hal tersebut tentunya berdampak domino dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika tersebut.
Ironisnya kenaikan USD kembali terjadi disaat pemerintah Indonesia tengah mengupayakan perbaikan ekonomi nasional yang diharapkan membawa peningkatan nilai tukar Rupiah dimata dunia.
“Tetap cermati dan waspada masih adanya pelemahan lanjutan, banyak faktor disamping lonjakan USD yang terus terjadi, disamping itu juga Rupiah masih dalam keadaan yang statis dimana perbaikan ekonomi yang diusung pemerintah belum secara signifkan berdampak postif terhadap Rupiah.” ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat dilansir dari sindonews(2/3/2018).
Mata uang rupiah diestimasikan Reza akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.815/USD dan resisten Rp13.720/USD. Sementara, masih minimnya sentimen positif dari dalam negeri selain rilis inflasi yang tercatat lebih rendah dari perkiraan membuat laju rupiah kembali melanjutkan pelemahan.
Di sisi lain, masih meningkatnya permintaan akan USD membuat pergerakan USD kembali meningkat dan berimbas pada kembali melemahnya laju rupiah. “Pergerakan USD di pasar spot valas global masih bergerak naik seiring masih adanya respon negatif terhadap potensi kenaikan suku bunga The Fed,” pungkasnya.
Sebelumnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga sesi sore perdagangan, kemarin cenderung masih di bawah tekanan, meski terus mencoba mendaki. Bahkan pelemahan mata uang Garuda terhadap USD sempat menyentuh level terburuk menjadi Rp13.800/USD. (SON)