Menteri Keuangan : Pengusaha Bantu Saya Jelaskan Soal Hutang ke Masyarakat

0

Jakarta,Teritorial.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali menjawab isu utang yang berkali-kali membuat ramai publik. Kali ini, Sri Mulyani mengemukakan argumen bahwa utang hanya alat.

Dalam sebuah diskusi di Kempinski Grand Ballroom, Lantai 11 West Mall, Grand Indonesia, Jumat (14/9/2018) sore, Menkeu menegaskan utang diperlukan.

Salah satunya untuk mendorong optimalisasi dan jangkauan layanan sosial seperti kesehatan dan pendidikan.

“Prinsipnya sama ada neraca, ada rugi laba dan ada balance sheet,” ujar Sri Mulyani.

“Makanya kalau pemerintah mengatakan bahwa masyarakat butuh pendidikan, fasilitas dan masyarakat miskin, maka kita perlu progres. Progres salah satunya agar bagaimana bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi mereka.”

Ia memaparkan, hingga September 2018, defisit anggaran hanya mencapai Rp 150 triliun, jauh dari posisi periode yang sama tahun lalu Rp 224 triliun.

Hal itu juga diiringi perbaikan keseimbangan primer yang berada di posisi Rp 11 triliun.

Sri Mulyani mengatakan bahwa dengan kondisi APBN yang sehat maka Indonesia jauh lebih siap hadapi gejolak perekonomian.

Ia mencontohkan, krisis yang terjadi di Argentina dan Turki adalah akibat dari APBN dan moneter mereka yang sama-sama lemah.

Sebagai contoh, Bank Sentral Turki harus menerbangkan suku bunga acuan sebesar 600 basis poin menjadi 24% untuk mengimbangi laju inflasi, sedangkan Argentina lebih dahsyat lagi, yakni melesat hampir 60%.

“Ibarat badai, rumah kita harus kokoh, harus kita jaga bersama. Karena di luar tidak selalu sunshine bright happy. Bisa jadi hujan rintik deras dan badai,” kata Sri Mulyani menjelaskan.

Selain itu, ia menyebut pemerintah masih memandang Indonesia bisa melalui tahun penuh tantangan ini dengan laju pertumbuhan ekonomi di level 5,3%. Besaran itu dia sebut sebagai posisi ‘optimis tapi realistis’.

“Defisit anggaran 1,8% masih memiliki daya dorong terhadap perekonomian. fokus kita tetap perkuat investasi, menjaga masyarakat paling rentan, competitiveness, fokus pendidikan kesehatan infrastruktur dan SDM,” ujar Sri Mulyani.

“Makanya soal utang ini, para pengusaha bantuin sayalah untuk menjelaskan,” katanya.

Share.

Comments are closed.