Jakarta, Teritorial.com – Tak kunjung bangkit, malahan akhir pekan ini menjadi hari tidak menyenangkan bagi rupiah. Mata uang NKRI ini terhantam lebih dari 100 poin oleh dolar AS di pasar spot. Indeks Bloomberg pada Jumat (20/4/2018) mencatat rupiah terdepresiasi 108 poin atau 0,78% ke level Rp13.893/USD.
Rupiah dibuka meriang 10 poin atau 0,07% di awal perdagangan ke level Rp13.795 per dolar AS, dibanding penutupan Kamis (19/4/2018) di Rp13.785/USDAS. Jumat lalu, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp13.893-Rp13.901/USD.Hal yang cukup menohok jantung perekonomian Indonesia disaat hampir seluruh mesing-mesin ekonomi tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Menanggapi perkembangan tersebut, BI menegaskan bahwa kepentingan utama adalah berupaya menjaga stabilitas ekonomi. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Firman Mochtar menyampaikan, dalam hal ini peran cadangan devisa menjadi sangat penting.
“Ini kan dari devisa ya, ekspor impor, valuta asing. Harganya adalah kurs, kalau dia berfluktuasi, dia akan menciptakan ketidakpastian,” ujarnya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (21/4/2018).
Menurut Firman, fluktuasi rupiah membuat pelaku pasar susah melakukan perencanaan. BI pun berupaya untuk meminimalisir ketidakpastian ini. “Kita akan menjaga tetap terkendali, sehingga, enggak ada ekspektasi lagi,” katanya. (SON)