Jakarta, Teritorial.com – Pelemahan ekonomi tentunya juga berdampak pada ambruknya nilai tukar Rupiah.Sempat menguat atas Dollar Amerika beberapa hari lalu ternyata tidak menjadi jaminan Rupiah untuk tetap stabil.
Sebagaimana hari ini diprediksikan laju rupiah cenderung tertahan, hal tersebut membuat tren kenaikan menjadi berkurang. Kondisi ini akan sangat rawan terjadinya pelemahan lanjutan jika paltform serta aktivias ekonomi yang berjalan tidak secara signifikan mendukung kenaikan nilai tukar Rupiah di mata dunia.
Sebagaimana dikutip dari laman Sindonews (28/2/2018), Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, memperkirakan pergerakan rupiah dapat cenderung kembali melemah meskipun dibarengi dengan laju USD yang masih tertahan kenaikannya.”Tetap cermati dan waspada masih adanya pelemahan lanjutan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Rupiah diestimasikan Reza akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.686/USD dan resisten Rp13.659/USD.Sementara, aksi tunggu pelaku pasar terhadap rilis inflasi dalam negeri membuat pergerakan rupiah kemarin kembali melemah. Pergerakan rupiah pun tidak mampu memanfaatkan laju USD yang cenderung melemah seiring berkurangnya kekhawatiran akan potensi kenaikan agresif dari suku bunga The Fed.
Di sisi lain, kekhawatiran meningkatnya inflasi dalam negeri seiring langkah pemerintah yang baru-baru ini telah menaikkan harga BBM non subsidi sebesar rata-rata Rp300 per liter untuk wilayah Jawa-Bali dan variatif untuk wilayah di luar itu. “Tidak hanya itu, rendahnya penawaran yang masuk untuk lelang SUN turut membuat laju rupiah cenderung tertahan kenaikannya,” pungkasnya. (SON)