Jakarta, Teritorial.com – Dilansir Reuters pada Sabtu (24/2/2018) minyak mentah dunia naik lebih dari 1 persen dipicu penurunan produksi Libya dan komentar optimis dari Arab Saudi bahwa upaya pimpinan OPEC untuk mengikis persediaan sedang bekerja.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 78 sen atau 1,2 persen menjadi US$ 67,17 per barel. Patokan minyak global ini berada di jalur keuntungan kedua kalinya berturut-turut, dengan kenaikan sebesar 3,6 persen.
Minyak mentah rebound dari kerugian awal dipicu penutupan ladang minyak El Feel di Libya, yang menghasilkan 70 ribu barel minyak mentah per hari. Sementara produksi minyak negara anggota OPEC mencapai sekitar 1 juta barel per hari. “Libya sedang dilanda pemogokan lain,” kata John Kilduff, Rekan Manajer Investasi Again Capital di New York.
Kenaikan harga minyak juga didorong komentar dari Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih, yang mengatakan bahwa pasar minyak menyeimbangkan kembali posisinya dan dia memperkirakan persediaan akan terus menurun tahun ini.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya termasuk Rusia sepakat untuk mengurangi produksi sekitar 1,8 juta bph pada Januari 2017. Langkah ini mengakhiri kekosongan pasokan yang telah memicu keruntuhan harga minyak.
Di sisi lain, data dari lembaga Administrasi Informasi Energi Amerika menunjukkan bahwa persediaan minyak mentahnya secara tak terduga turun 1,6 juta barel pada pekan lalu. Stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma, turun 2,7 juta barel pekan lalu. (ROS)