Perjalanan 59 Tahun PT WIKA di Indonesia

0

Teritorial.com – PT. Wijaya Karya (WIKA) merupakan perusahaan BUMN yang bergerak pada berbagai bidang industri konstruksi dengan lokasi kegiatan di seluruh wilayah Indonesia maupun dibeberapa tempat di luar negeri.

Beberapa proyek yang telah digarap oleh PT WIKA diantaranya, Jakarta International Velodrome, Bendungan Paselloreng, Bandara Kertajati, dan Pelabuhan Peti Kemas Sorong. Berdasarkan laporan keuangan 2018, diketahui PT WIKA menerima pendapatan Rp31,15 triliun pada 2018.

Sebagai salah satu perusahaan BUMN, PT WIKA telah berkiprah cukup lama di Indonesia. Berikut beberapa hal dari PT WIKA yang perlu diketahui:

1.Awal PT WIKA Berdiri sebagai Perusahaan Belanda
PT Wijaya Karya pada awalnya merupakan perusahaan milik Belanda yang berdiri pada dengan nama Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co. atau NV Vis en Co. Namun sejak tahun 1960 perusahaan tersebut diambil alih oleh negara.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960 dan diubah namanya menjadi Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja.

2.PT WIKA Ikut Membangun Gelanggang Olah Raga Bung Karno
Pada awal tahun 1960-an PT WIKA turut berperan serta dalam proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di Jakarta. Saat itu PT WIKA dipercayai untuk menginstalasi listrik dan pipa ari untuk stadion olah raga terbesar di Indonesia itu.

Setelah proyek di Gelora Bung Karno, PT WIKA kemudian kerap kali dilibatkan dalam berbagai tahap pengembangan pembangunan di Indonesia melalui jasa-jasa konstruksi yang tersebar di berbagai penjuru negeri

3.Perkembangan Lini Kerja PT WIKA
Pada tahun 1972, nama PT Wijaya Karya baru digunakan setelah selama sekitar 12 tahun menggunakan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. PT WIKA terus berkembang sebagai sebuah kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur.

Pada tahun 1982, PT WIKA melakukan perluasan divisi dengan dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan Divisi Perdagangan.

Seiring berjalannya waktu anak-anak perusahaan di sektor industri konstruksi milik WIKA juga semakin berkembang sehingga WIKA menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dan bersinergi. Beberapa proyek yang ditangani PT WIKA saat itu diantaranya adalah Gedung LIPI, Gedung Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi.

4.Penawaran Saham Perdana
Pada tanggal 27 Oktober 2007, dengan semakin berkembangnya Perseroan dengan berbagai proyek membuat WIKA melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (saat itu bernama Bursa Efek Jakarta).

Saat itu PT WIKA melepas 28,46% sahamnya ke publik sementara pemerintah Republik Indonesia memegang 68,42% saham, dan sisanya dapat dimiliki oleh masyarakat.

5.Proyek Strategis yang Ditangani WIKA
Di pertengahan tahun 2009 WIKA bersama perusahaan lain berhasil menyelesaikan Jembatan Suramadu, yang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Madura.

Sepanjang tahun 2012, WIKA berhasil menuntaskan proyek power plant yang terdiri dari: Pembangkit Listrik Tenaga Gas Borang, 60 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Rengat, 21MW, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Ambon, 34MW.

PT WIKA bersama konsorsium juga membantu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Bina Marga untuk membangun Jembatan Merah Putih, sebagai upaya pemerintah mengkatalis pertumbuhan ekonomi di kota Ambon. Jembatan Merah Putih dibangun sejak Juli 2011 dan bentang utamanya baru dibangun setahun kemudian dengan masa kontrak selama 870 hari.

Selain itu PT WIKA juga membangun gedung kuliah Telkom University setinggi 10 lantai, dengan luas bangunan 24.532 meter persegi.

Share.

Comments are closed.