Bandung, Teritorial.Com -Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pagi tadi menghadiri peluncuran mesin minyak goreng curah buatan PT Pindad (Persero).
Mesin yang dinamakan Anjungan Minyak Goreng Higienis Otomatis (AMH-O) itu merupakan produk kolaborasi Pindad sebagai perakit dan PT Rekayasa Engineering, anak usaha PT Rekayasa Industri (Rekind) (Persero) sebagai pembuat konsepnya.
AMH-O diciptakan terutama dalam rangka memenuhi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 9/2016 yang mewajibkan 20% dari produksi minyak goreng diedarkan dalam kemasan sederhana dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 11.000/liter. Hal ini untuk menjamin mutu dan higienitas penjualan minyak goreng di pasaran
Enggar menjelaskan, peredaran minyak goreng curah harus dihentikan karena tidak higienis dan berpotensi mengganggu kesehatan.
Kendati demikian, saat ini pihaknya masih mentolerir minyak curah dengan harga Rp 10.500/liter karena masih banyak desa dan kampung yang sulit terjangkau minyak goreng kemasan.
“Belakangan, harganya agak naik dan minyak goreng kemasan Rp 11.000 cukup sulit ditemukan di pasaran. Target kami, tahun depan minyak curah sudah tidak ada, apalagi dengan sudah adanya mesin ini. Jadi demi kesehatan masyarakat, tahun depan semuanya sudah harus kemasan sederhana,” tegas Mendag dalam sambutannya di kantor Pindad, Sabtu (15/9/2018).
Mesin AMH-O nantinya akan menyalurkan minyak goreng dalam jerigen 18 atau 25 liter sesuai merk dagang produsen ke kantong kemasan berukuran 1/4 liter (250 mL), 1/2 liter (500 mL), dan 1 liter (1.000 mL).
Mesin ini dilengkapi moduk GPS yang membantu produsen minyak goreng memonitor lokasi unitnya dan menghitung volume penjualan minyak goreng secara harian, mingguan, atau bulanan.