Tembus RP 13.805/USD, Rupiah Sakit Jadi Mata Uang Terendah di ASEAN

0

Jakarta, Teritorial.com – Lebih dari sebulan mata uang rupiah mengalami meriang. Depresiasi rupiah terpantau sejak Maret lalu, dan belum ada tanda-tanda untuk bangkit melawan supermasi dolar Amerika Serikat (USD) yang terus mengalami peningkatan.

Dari perhitungan awal nilai tukar Rupiah terpantau telah melemah 1,5% (year to date) sejak awal tahun ini, dan menjadikan mata uang NKRI tersebut sebagai mata uang terlemah di ASEAN. Dilansir dari bisniIndonesia, Anjlok Rupiah pun berlanjut pada perdagangan Jumat (20/4/2018) di pasar spot.

Indeks Bloomberg mencatat nilai tukar rupiah dibuka loyo 12 poin atau 0,08% ke level Rp13.797 per USD. Laju rupiah pun semakin melemah pada pukul 10.40 WIB, dengan terdepresiasi 34 poin atau 0,25% ke level Rp13.819/USD, dibanding penutupan Kamis kemarin di level Rp 13.785/USD Melemahnya rupiah juga terpantau di data Yahoo Finance, di mana mata uang NKRI pada Jumat pagi ini turun 37 poin atau 0,27% ke Rp13.815/USD.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mencatat rupiah pada hari ini di level Rp13.804, bearish 26 poin dari level Rp13.778 per USD pada Kamis kemarin. Terkait melemahnya rupiah, Bank Indonesia menyatakan akan terus mewaspadai meningkatnya risiko ketidakpastian pasar keuangan global dan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah agar sesuai dengan nilai fundamentalnya.

Dolar AS sendiri pada perdagangan hari ini menguat berkat imbal hasil obligasi AS 10-tahun yang mencapai 2,934%, level tertinggi satu bulan. Sehingga mendorong laju USD. Indeks USD yang melacak greenback terhadap enam mata uang, naik menjadi 89.960. Melansir Reuters, Jumat (20/4) dolar AS pun menguat menjadi 107,42 yen, mendekati level tertinggi tujuh minggu di 107,78 yen. (SON)

Share.

Comments are closed.