Ternyata Masih Banyak Menteri yang Simpan Dolar

0

Jakarta, Teritorial.Com – Masih banyak Menteri di Kabinet Kerja yang masih memiliki simpanan valas dolar AS. Dalam penelusuran terhadap Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Menteri Kabinet Kerja yang disetor ke KPK, mayoritas di antara menteri dan mantan menteri masih banyak yang “beternak” dolar AS.

Thomas Trikasih Lembong misalnya. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ini memiliki simpanan dolar AS sebesar 7,8 juta dolar AS. Angka ini tercatat dalam LHKPN tertanggal 31 Agustus 2016, saat masih menjabat Menteri Perdagangan.

Selain Thomas, ada Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Berdasarkan LHKPN yang ia serahkan pada 12 Agustus 2015, politikus PDI Perjuangan ini diketahui memiliki simpanan dolar AS sebesar 7,5 juta dolar AS.

Menteri lain yang memiliki simpanan jutaan dolar AS adalah Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Dalam LHKPN yang dilaporkan pada 23 Februari 2017, politikus Partai Nasdem ini memiliki simpanan dolar AS sebesar 4,03 juta dolar AS.

Diketahui, sudah lebih dari sepekan ini nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) terus merosot. Pada Rabu siang (5/9/2018) Pukul 11.53 WIB ini saja, nilai tukar rupiah atas dolar AS masih bertengger di angka Rp 14.933.

Ekonom dari INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan banyak cara bisa dilakukan pemerintah untuk menghentikan laju mata uang Paman Sam tersebut. Salah satunya adalah mengendalikan laju impor dan mengerem proyek infrastruktur yang kebanyakan bahan bakunya berasal dari impor.

Selain dengan paket kebijakan pengendalian impor dan penghentian sementara proyek infrastruktur, Bhima menyebut, pejabat pemerintah punya tanggung jawab moral untuk mengatasi pelemahan rupiah ini. Caranya, dengan menukarkan simpanan dolar AS yang mereka miliki.

Cara demikian, dianggap Bhima, bisa menjadi contoh baik buat masyarakat agar turut melepaskan dolar AS yang mereka miliki. “Itu kan bukti nasionalismenya bagus. Tapi kalau sekarang cuman ngomong aja,” kata Bhima.

Tak hanya menjadi contoh, Bhima mengatakan, pejabat yang menukarkan dolar AS akan menimbulkan rasa percaya di kalangan investor dan juga eksportir kalau nilai rupiah akan kembali menguat, meskipun hanya sebatas simbolisme moral.

“Eksportir, dia punya devisa hasil ekspor yang sebagian besar masih diparkir di bank luar negeri. Mereka malas [membawa]masuk [ke Indonesia]karena ada ketidakpercayaan terhadap rupiah juga,” kata Bhima menambahkan.

 

Share.

Comments are closed.