Jakarta, Teritorial.com — Proyek jembatan tol Balikpapan—Penajam Paser Utara dinilai bakal menjadi akses penting dalam pengembangan Penajam sebagai ibu kota negara yang baru. Jembatan itu akan memangkas waktu tempuh dari Balikpapan ke Penajam dan sebaliknya menjadi 10 menit.
Corporate Secretary PT Waskita Toll Road (WTR) Alex Siwu mengatakan bahwa perseroan optimistis prospek proyek jembatan tol makin menjanjikan setelah Presiden Joko Widodo menetapkan lokasi di Kecamatan Sepaku di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kecamatan Samboja di Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Ruasnya jadi sangat strategis menghubungkan ibu kota ke Balikpapan yang memiliki Bandara internasional dan juga akan tersambung ke Samarinda lewat ruas tol Balikpapan—Samarinda,” ujarnya.
WTR adalah inisiator pembangunan jembatan tol Balikpapan—Penajam lewat anak usahanya, PT Tol Teluk Balikpapan. Saat ini, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sudah membuka tahap prakualifikasi lelang pengusahaan jembatan tol sepanjang 7,35 kilometer itu.
pembangunan jembatan mencapai Rp15,53 triliun.
Kehadiran jembatan yang menghubungkan Balikpapan dengan Penajam Paser Utara ini diestimasi memangkas waktu tempuh menjadi 10 menit.
Alex menuturkan, tahap konstruksi diestimasi berlangsung pada 2020. Konstruksi bisa dimulai bila tahap pelelangan berjalan mulus. Sebagai pemrakarsa, peluang WTR untuk memenangi lelang amat besar karena mendapat keistimewaan, antara lain hak menyamakan penawaran atau right to match.
Di sisi lain, WTR belum memproyeksi perubahan asumsi trafik pada jembatan tol Balikpapan—Penajam.
Pemindahan ibu kota negara sebagaimana bakal diikuti pemindahan aparatur sipil negara dengan jumlah yang dipindahkan mencapai 1,5 juta orang.
“Kami masih perlu kaji dulu karena prosesnya bertahap, tetapi yang pasti kami lebih optimistis,” kata Alex.