Jakarta, Teritorial.com — PT Wijaya Karya Beton Tbk. masih membidik sejumlah pekerjaan bernilai besar pada semester II/2019 untuk mencapai target nilai kontrak baru Rp9,1 triliun tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton Yuherni Sisdwi menuturkan perseroan sudah mendapatkan kontrak baru Rp2,6 triliun pada Januari 2019—Juni 2019. Beberapa proyek yang sudah didapatkan produsen beton pelat merah itu yakni pembangunan bandar udara (Bandara) Kulon Progo, jalan tol Sigli—Banda Aceh, pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Jawa 1, jalan tol Padang—Pekanbaru, serta beberapa proyek lainnya.
“Kontrak baru tersebut didukung oleh berbagai sektor salah satunya dengan sektor infrastruktur yang memiliki komposisi terbesar yaitu sebesar 61,2%,” ujarnya .
Kontrak baru juga didapatkan emiten berkode saham WTON itu dari sektor lainnya. Secara detail, kontribusi sektor energi 24,5%, properti 7,9%, industri 4,3%, dan sisanya 1,9% dari proyek yang berasal dari sektor pertambangan.
Yuherni mengatakan perseroan menargetkan nilai kontrak baru Rp9,1 triliun pada 2019. Dengan posisi Rp2,6 triliun per Juni 2019, artinya entitas anak PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. itu baru merealisasikan 28,57% target tahun ini.
“WTON menargetkan nilai kontrak baru Rp9,1 triliun dengan carry over dari kontrak tahun sebelumnya sebesar Rp5,7 Triliun maka total kontrak yang dihadapi sebesar Rp14,8 triliun,” imbuhnya.
Dia menyebut masih optimistis dapat mencapai target kontrak baru 2019. Pasalnya, masih ada beberapa kontrak besar yang disasar termasuk dukungan untuk proyek-proyek yang akan didapat oleh induk usaha.
Adapun, proyek luar negeri seperti di Filipina menurutnya saat ini masih dalam tahap pengujian produk.
Di sisi lain, Yuherni mengungkapkan perseroan telah merealisasikan investasi Rp173,4 miliar berdasarkan data per Mei 2019. Jumlah itu setara dengan 22,26% target Rp779 miliar tahun ini.
Investasi yang dilakukan, lanjutnya, digunakan untuk beberapa pengembangan baik di pabrik WTON yang sudah ada maupun pengembangan bisnis ready mix.
Sebagai catatan, WTON mengincar pendapatan Rp7,96 triliun pada 2019 atau tumbuh 15,4% dari realisasi Rp6,9 triliun pada 2018. Sementara itu, laba bersih diproyeksikan mencapai Rp560 miliar atau naik 21,7% dari realisasi Rp460 miliar pada 2018.
Dalam riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, analis PT SucorSekuritas Joey Faustian menuliskan bahwa pihaknya menginisiasi ulasan terhadap WTON dengan rekomendasi beli. Target harga berada di level Rp750 per lembar.
Dia menjelaskan bahwa WTON merupakan top picks atau pilihan utama di sektor pracetak. Hal itu sejalan dengan basis pelanggan yang beragam.
“Ketergantungan yang terbatas terhadap kelompok WIKA [36%] dan gearing yang relatif rendah yaitu 0,6 kali,” jelasnya.
Potensi kenaikan dari rekomendasi yang diberikan mungkin berasal dari proyek kereta api di Filipina, mass rapid transit (MRT) Tahap II, dan proyek kereta cepat. Adapun, risiko utama panggilan yakni keterlambatan proyek kereta cepat dan pencapaian kontrak yang lebih rendah dari harapan.