Figurin

Dipecat Hari Ini, Jadi Miliarder Besok: Kisah Bangkit Michael Bloomberg

TERITORIAL.COM,JAKARTA – Tidak ada yang menduga bahwa pemecatan yang dialami Michael Bloomberg pada tahun 1981 justru akan membawanya menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Pada saat itu, Bloomberg harus merelakan posisi partnernya di Salomon Brothers, perusahaan jasa keuangan bergengsi di New York, setelah mengabdi selama 15 tahun.

Namun, pria yang kini berusia 82 tahun ini tidak tenggelam dalam kekecewaan. Dalam waktu kurang dari 24 jam setelah dipecat, Bloomberg langsung memulai babak baru hidupnya dengan mendirikan Bloomberg LLC, perusahaan yang kini mengubah wajah industri media keuangan dunia.

Perjalanan Karir yang Berujung Pemecatan

Bloomberg memulai perjalanan profesionalnya di Salomon Brothers sebagai karyawan entry-level dengan gaji 9.000 dollar AS per tahun. Dengan dedikasi dan kerja kerasnya, ia berhasil naik pangkat hingga menjadi partner perusahaan. Namun takdir berkata lain ketika Salomon Brothers diambil aleh oleh Phibro Corporation, yang kemudian memutuskan untuk mem-PHK sejumlah karyawan, termasuk Bloomberg.

“Saat itu saya merasa hancur. Saya sangat mencintai pekerjaan di Salomon dan berharap bisa menghabiskan masa karir saya di sana,” kenang Bloomberg dalam wawancaranya dengan majalah Fortune.

Bangkit dengan Modal Pesangon

Menolak terpuruk, Bloomberg melihat pemecatan tersebut sebagai pintu menuju peluang baru. Dengan berbekal uang pesangon sebesar 10 juta dollar AS dari Salomon Brothers, ia mengajak tiga rekan kerjanya yakni Thomas Secunda, Duncan MacMillan, dan Charles Zegar, untuk bergabung mendirikan perusahaan baru.

Bloomberg LLC didirikan dengan fokus pada penyediaan informasi dan teknologi untuk industri keuangan. Inovasi pertama mereka adalah terminal Bloomberg, sebuah sistem komputer yang menyediakan data pasar keuangan real-time kepada para trader dan analis.

Membangun Kerajaan Bisnis

Keputusan Bloomberg untuk terjun ke dunia kewirausahaan terbukti berhasil. Perusahaan yang dimulai dari sebuah ruangan kecil kini telah berkembang menjadi raksasa media dan teknologi keuangan global.

Bloomberg saat ini menguasai 88 persen saham perusahaannya yang diperkirakan mengantongi pendapatan hampir 15 miliar dollar AS per tahun.

Kekayaan pribadi Bloomberg pun mencapai sekitar 109 miliar dollar AS, menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia.

Namun kesuksesan finansial bukan satu-satunya pencapaiannya.

Bloomberg juga pernah menjabat sebagai Walikota New York selama tiga periode (2002-2013) dan aktif dalam berbagai kegiatan filantropi melalui Bloomberg Philanthropies.

Pengalaman pahit di masa lalu membentuk prinsip hidup Bloomberg yang kuat. “Ketika jatuh, Anda harus bangkit, membersihkan diri, dan melanjutkan hidup. Saya tidak pernah suka melihat ke belakang karena masa lalu tidak bisa diubah,” tegas Bloomberg.

Ia juga menekankan pentingnya adaptasi dalam menghadapi perubahan. “Tidak apa-apa membuat rencana, tapi jangan sampai rencana menghalangi tindakan. Kesuksesan tidak selalu bisa direncanakan secara sempurna,” lanjutnya.

Menciptakan Budaya Kerja yang Menghargai Loyalitas

Pengalaman dipecat membuat Bloomberg sangat menghargai loyalitas karyawan. Di perusahaannya, ia menerapkan berbagai kebiasaaan untuk menghargai dedikasi pekerja, termasuk memberikan patung kecil sebagai penghargaan bagi karyawannya yang telah mencapai masa kerja tertentu.

Dengan lebih dari 26.000 karyawan di seluruh dunia, Bloomberg berhasil menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dengan rata-rata masa kerja karyawan mencapai 7,8 tahun, angka yang cukup tinggi untuk industri teknologi dan media.

“Kami terus berinvestasi pada karyawan dan memberikan mereka peluang untuk berkembang. Budaya inilah yang membuat mereka betah bekerja di sini,” jelas Bloomberg.

Kisah Michael Bloomberg menjadi bukti nyata bahwa setiap kemunduran bisa menjadi awal dari kesuksesan yang lebih besar.

“Jika saya tidak dipecat dari Salomon Brothers, mungkin saya tidak akan mendirikan Bloomberg, tidak akan menjadi walikota, dan tidak akan bisa berkontribusi melalui kegiatan filantropi untuk menyelesaikan tantangan global,” ujarnya.

Pesan Bloomberg untuk para generasi muda adalah jangan takut menghadapi kegagalan. “Setiap kemunduran adalah sebuah kesempatan. Yang terpenting adalah bagaimana kita merespons dan bangkit dari keterpurukan tersebut,” pesannya.

Di usia yang sudah tidak muda lagi, Bloomberg tetap aktif mengelola bisnisnya sambil fokus pada kegiatan filantropi, terutama dalam bidang kesehatan masyarakat, lingkungan, dan pendidikan.

Kisahnya membuktikan bahwa dengan sikap mental yang tepat, kegagalan bisa menjadi batu loncatan menuju pencapaian yang lebih tinggi.

Kayla Dikta Alifia

About Author

You may also like

Figurin

Mengenal Sepak Terjang Sjafrie Sjamsoeddin (Part 1)

Jakarta, Teritorial.Com – Siapa yang tidak kenal dengan sosok Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia di era
Figurin Nasional

Rektor UNHAN Dikukuhkan Menjadi Profesor

Jakarta, Universitas Pertahanan (Unhan) RI menyelenggarakan Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar Tetap dan memberikan gelar profesor kepada Laksamana Madya