Figurin

Jane Goodall, Ahli Simpanse Dunia, Wafat di Usia 91 Tahun

TERITORIAL.COM,JAKARTA – Dunia kehilangan salah satu tokoh besar dalam bidang konservasi. Dame Jane Goodall, primatolog sekaligus aktivis lingkungan yang dikenal sebagai pakar simpanse terkemuka, meninggal dunia pada usia 91 tahun.

Menurut pernyataan resmi Jane Goodall Institute, ia berpulang karena sebab alamiah di California ketika sedang melakukan tur pidato di Amerika Serikat.

Goodall selama puluhan tahun menjadi inspirasi global berkat penelitian dan perjuangannya melindungi satwa serta lingkungan. Penemuannya dianggap merevolusi ilmu pengetahuan dan menjembatani pemahaman manusia tentang kedekatan hubungan dengan simpanse.

Warisan Ilmiah dan Konservasi

Goodall pertama kali dikenal dunia pada 1960, saat ia memulai penelitian di hutan Tanzania dengan dukungan Profesor Louis Leakey. Tanpa latar belakang akademis formal, ia membuktikan ketekunannya dengan mengamati perilaku simpanse di alam liar.

Salah satu penemuan pentingnya adalah ketika ia melihat seekor simpanse jantan menggunakan tongkat untuk mengambil rayap dari sarangnya. Penemuan ini mengguncang dunia ilmu pengetahuan alam karena sebelumnya hanya manusia yang diyakini mampu membuat dan menggunakan alat.

Dari hasil penelitiannya, Goodall juga menunjukkan bahwa simpanse memiliki ikatan keluarga yang erat, emosi yang kompleks, hingga konflik sosial yang mirip dengan manusia. Temuan-temuan ini kemudian dipublikasikan di berbagai jurnal bergengsi dan membawa namanya ke sampul majalah National Geographic pada 1965.

Meski sempat mendapat cibiran karena pendekatannya yang dianggap “terlalu personal” karena Goodall gmear memberi nama pada simpanse dan menyebut mereka sebagai sahabatnya, namun Goodall justru membuka jalan baru bagi dunia primatologi. Ia kemudian meraih gelar doktor berdasarkan temuannya, meski sebelumnya tidak menempuh pendidikan formal di bidang itu.

Dari Peneliti Menjadi Aktivis Global

Seiring waktu, Goodall meninggalkan hutan penelitian dan beralih fokus pada advokasi. Ia vokal menyerukan penghentian penggunaan simpanse untuk percobaan medis, menentang praktik penangkaran satwa liar, serta aktif mengkampanyekan aksi nyata menghadapi perubahan iklim.

Pada 1977, ia mendirikan Jane Goodall Institute yang kini menjalankan berbagai program konservasi dan edukasi di seluruh dunia. Ia juga mendirikan gerakan Roots & Shoots untuk memberdayakan generasi muda dalam menjaga alam.

Goodall tak pernah berhenti berkeliling dunia untuk berbicara tentang krisis lingkungan dan menegaskan bahwa semakin banyak yang dilakukan untuk memulihkan alam dan melindungi hutan, semakin besar pula harapan untuk masa depan.

Penghormatan Dunia

Kabar wafatnya Goodall memicu gelombang duka global. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutnya sebagai sosok yang “bekerja tanpa lelah untuk bumi ini dan meninggalkan warisan luar biasa.”

Greenpeace menyebutnya sebagai “raksasa konservasi sejati,” sementara organisasi PETA menilai Goodall sebagai inspirasi abadi bagi perjuangan hak-hak hewan.

Sejumlah tokoh dunia juga menyampaikan penghormatan. Duke dan Duchess of Sussex, Pangeran Harry dan Meghan, menyebut Goodall sebagai “visioner kemanusiaan dan sahabat bagi planet ini.”

Aktor Leonardo DiCaprio mengenangnya sebagai “pahlawan sejati bumi” yang menginspirasi jutaan orang untuk peduli dan bertindak.

Mantan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan bahwa “rasa belas kasih Goodall akan terus hidup dalam gerakan konservasi.”

Rekan sekaligus naturalis, Chris Packham, menyebutnya sebagai pahlawan pribadi dan menilai kepergiannya adalah “tragedi di saat dunia sangat membutuhkan pejuang lingkungan.”

Biografi Jane Goodall

Lahir di London pada 1934, ketertarikan Goodall terhadap satwa sudah muncul sejak kecil lewat bacaan Dr Doolittle dan Tarzan. Sejak saat itu, ia mengabdikan hidupnya untuk memahami perilaku hewan, menjaga hutan, serta menyuarakan pentingnya melestarikan bumi.

Ia menerima berbagai penghargaan internasional, termasuk gelar Dame (bentuk pengakuan atas pencapaian signifikan atau pelayanan publik yang luar biasa) dari Kerajaan Inggris pada 2003 dan Medali Kebebasan Presiden Amerika Serikat pada 2025.

Meski sudah lanjut usia, Goodall tetap aktif hingga akhir hidupnya. Hanya sepekan sebelum wafat, ia masih tampil dalam wawancara publik di New York dan dijadwalkan berbicara di California pada awal Oktober.

Kini, dunia mungkin kehilangan sosok Jane Goodall, namun warisan ilmu, dedikasi, dan harapannya akan terus hidup di tengah perjuangan melindungi bumi.

Kayla Dikta Alifia

About Author

You may also like

Figurin

Mengenal Sepak Terjang Sjafrie Sjamsoeddin (Part 1)

Jakarta, Teritorial.Com – Siapa yang tidak kenal dengan sosok Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia di era
Figurin Nasional

Rektor UNHAN Dikukuhkan Menjadi Profesor

Jakarta, Universitas Pertahanan (Unhan) RI menyelenggarakan Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar Tetap dan memberikan gelar profesor kepada Laksamana Madya