Anak Petani yang Tak Mimpi Jadi Calon Panglima TNI:Tak Ada Keluarga, Laksamana Yudo Tidur di Masjid

0

Jakarta, Teritorial.com – Siapa sangka Laksamana TNI Yudo Margono yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) harus merasakan perjuangan berat ketika hendak masuk angkatan. Puluhan tahun silam, Yudo muda ternyata mesti melalui jalan berliku untuk bisa meraih mimpinya masuk TNI.

Perjuangan hidupnya itu disampaikan Yudo saat memberikan pesan kepada para pemuda yang juga bermimpi menjadi anggota TNI dalam Serbuan Vaksinasi TNI AL di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (2/11/2021) petang.

Dalam kesempatan itu, Yudo sempat meninjau vaksinasi Covid-19 yang menyasar anak-anak SMAN 1 Pusakanagara Subang. Salah satu siswa meminta Yudo untuk foto bersama. Siswa bernama Dede Sandi (17) itu kemudian mengungkapkan keinginannya menjadi anggota TNI. “Karena TNI itu gagah, berani, terus juga bela negara kan. Ini cita-cita saya dari kecil juga, semoga saya bisa,” kata Dede.

Menanggapi keinginan para pemuda untuk masuk TNI, jenderal bintang empat itu pun memberikan pesan-pesannya. Yang terpenting ialah menyiapkan fisik, mental, dan menjauhi lingkungan yang tidak baik. “Kemudian dari akademis juga demikian, mental ideologi, psikotest, dan tentunya bisa belajar dari buku-buku. Tapi yang penting fisik dulu, karena fisik ini agak susah untuk dipertahankan,” pesan Yudo.

Yudo menjelaskan, TNI setiap tahunnya membuka pendaftaran untuk anak muda mana pun dari Sabang sampai Merauke. Pria kelahiran 26 November 1965 itu kemudian menegaskan bahwa pendaftaran masuk TNI sama sekali tidak dipungut biaya. Hanya saja, Yudo tak memungkiri bahwa nantinya calon pendaftar bisa mengeluarkan biaya tertentu untuk kepentingan pribadi.

Misalnya untuk transportasi, makan, atau penginapan selama proses pendaftaran. Saat menyinggung biaya itu lah Yudo menceritakan perjuangannya masuk TNI. Pada sekitar tahun 1980-an, Yudo muda yang merupakan putra asli Madiun, Jawa Timur, berkeinginan masuk tentara untuk membela negara. Saat itu, pendaftaran TNI dibuka di kota Surabaya, sehingga otomatis Yudo harus menempuh perjalanan jauh untuk mengejar mimpinya.

Dari Madiun ke Surabaya, Yudo yang mengaku anak petani ‘mleni’ (tulen), harus mengeluarkan ongkos pulang-pergi naik bus serta untuk makan sehari-hari. Perjuangannya tak sampai di situ, Yudo harus rela tidur di masjid selama proses pendaftaran karena dirinya tak punya kerabat di Surabaya. “Kayak saya, rumah Madiun daftarnya pas itu di Surabaya. Akhirnya saya ngeluarin duit buat naik bus pulang pergi untuk makan,” kata Yudo.

“Terus saya waktu itu tidur di masjid karena kan memang nggak ada saudara. Mungkin ya seperti itu,” sambungnya. Singkat cerita, Yudo akhirnya masuk Akademi Angkatan Laut dan menjadi lulusan tahun 1988.Ia merupakan salah satu prajurit terbaik TNI AL yang masuk ke akademi militer secara murni. “Kayak saya, katanya saya anaknya petani mleni, nggak bisa masuk Angkatan Laut. Kalau saya bayar mungkin bapak ibu saya sudah jual sawah habis itu,” celetuknya.

Calon Panglima TNI

Karier Yudo melesat lewat segudang prestasinya di bidang militer. Berpangkat Laksamana TNI, Yudo kini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut dan namanya santer dibicarakan bakal maju sebagai Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

Nama Yudo terus disandingkan dengan jenderal bintang empat lainnya, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa. Dalam setiap kesempatan, Yudo terus-terusan ditanya perihal namanya yang masuk calon kuat pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang segera pensiun November 2021 ini.

Seperti pada acara peletakan batu pertama pembangunan Pura Kodamar Lantamal III di Kelapa Gading, Jakarta Utara, sore ini. Ketika konferensi pers, salah seorang wartawan menanyakan ke Yudo terkait tanggapannya soal bursa Panglima TNI. Yudo menjawab, keputusan soal Panglima TNI penerus Marsekal Hadi sejatinya merupakan hak prerogratif Presiden Joko Widodo.

Yudo juga memastikan sebagai prajurit dirinya harus siap ditunjuk menjalankan perintah atasan. “Itu kan sesuai dengan hak prerogratif Presiden, kita sebagai prajurit harus siap,” kata Yudo di Kelapa Gading, Selasa (2/11/2021) petang.

Yudo pun meminta awak media serta masyarakat luas sabar menanti keputusan Presiden Joko Widodo. Ia bilang, saat ini masih ada proses yang harus dijalani sebelum akhirnya Presiden memutuskan siapa yang bakal menjadi orang nomor satu di tubuh TNI. “Pendapat saya ya Mbok Sabar. Yang jelas Mbok Sabar,” kata Yudo.

“Nanti kan akan ada proses, akan ada keputusan Presiden. Kita tunggu saja keputusan Presiden, karena itu adalah hak prerogratif beliau, Pendapatnya toh? Mbok Sabar,” celoteh Yudo lagi sambil tersenyum disambut tawa para prajurit TNI AL yang mendampinginya.

Adapun Marsekal Hadi Tjahjanto akan pensiun dalam waktu dekat setelah menjabat sebagai Panglima TNI sejak Desember 2017 lalu. Menjelang lengsernya Hadi, hingga kini belum ada keputusan resmi dari Presiden Joko Widodo soal siapa calon penggantinya.

Share.

Comments are closed.